Bagi orang-orang kebanyakan, usia dua puluh lima berarti sudah punya pekerjaan tetap dengan gaji lumayan. Bisa ngopi siang-siang di Starbuck tanpa mikirin besok makan sama apa meski punya cicilan mobil sama KPR. Punya pasangan yang bakal mengisi rumah impian yang siap sedia memasakkan makan malam yang lezat, dan sosok yang bakal mengisi jok sebelah sambil mendengarkan curhatan-curhatan mumet selama di kantor. Iya, itu curhatannya orang-orang. Sebenarnya gue juga orang, tapi sayangnya belum mengarah ke sana. Boro-boro. Status di kantor masih pegawai kontrak, rumah masih numpang di orangtua, baru saja diputusin sama calon istri minggu lalu gara-gara gue belum semapan yang dibayangkan. Dan sekarang gue sedang berusaha menemukan diri gue dalam menghadapi quarter life crisis di usia sekarang.