Pagi Menjadi Ibu: Antologi Puisi

Yayasan Pustaka Obor Indonesia
4,0
1 opinia
E-book
104
Strony
Oceny i opinie nie są weryfikowane. Więcej informacji

Informacje o e-booku

Rangkaian puisi yang terasa “hidup” mengalir dari satu tema ke tema lain, merefleksikan keceriaan dan kegundahan dalam memaknai kehidupan. Saya termasuk yang beruntung karena menikmatinya setiap hari sejak awal pertama setiap puisi dituliskan. Semoga menginspirasi generasi muda atau siapa saja untuk menulis dan tentunya akan memperkaya khazanah kesusastraan di republik tercinta ini.

Dr. Muliaman D. Hadad

Ketua Dewan Komisioner OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan Ketua ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia), 2015-2018


Ibarat baterai, Mas Iben adalah alkalin. Laksana tubuh, Mas Iben adalah jiwanya. Bagaikan samudera, Mas Iben adalah pantai dengan lumba-lumba yang bernyanyi gembira: tahan lama, memberi nyawa dan kesenangan kepada kita.

Dr. Muhammad Edhie Purnawan

Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama dan Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gajah Mada


Saya masih terus terkagum-kagum dengan Mas Iben yang mampu menulis sajak setiap harinya. Membaca sajak-sajaknya, saya sering agak kesulitan dalam mencernanya, namun pesan-pesannya kemudian dapat jelas saya tangkap.

Fajar Harry Sampurno

Deputi Menteri BUMNBidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media


Sajak-sajak Ibnu Wahyudi tidak membebani diri dengan tema, justru karena itu bisa dicerna dari banyak sudut pandang dan boleh menghiasi perasaan banyak orang. Adakalanya mengandung filosofi, namun dengan segera mudah dirujuk pada peristiwa keseharian. Itu sebabnya akrab dengan kehidupan kita.

Kurnia EffendiSastrawan; peminat serta pengamat dunia perbatikan Indonesia.


Sehari satu puisi? Sungguh, saya agak bengong dan sedikit tertawa saat Iben (Ibnu Wahyudi) mengungkap niat itu. Tapi nyatanya, Iben tak bohong. Tiap pagi di laman facebook dan grup WA yang diikutinya, sejak 1 Januari 2016, hadir sebuah puisi karyanya. Gila...! gumam saya. Ini sungguh sebuah kerja yang tak bisa dianggap enteng. Ini proses kreatif yang harus dikasih jempol. Memang, soal estetik masih bisa didebat tapi sebagai karya, puisi-puisi itu utuh dan bisa dipertanggungjawabkan nilainya.

Salam sastra.

Heryus SaputroJurnalis dan sastrawan

Oceny i opinie

4,0
1 opinia

O autorze

Ibnu Wahyudi, kelahiran Boyolali, 24 Juni 1958, adalah pengajar tetap di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. Tahun 1997—2000 ia menjadi pengajar tamu di Hankuk University of Foreign Studies (HUFS), Seoul. Selain mengajar di UI, ia juga menjadi pengajar tamu di Prasetiya Mulya Business School, di Universitas Multimedia Nusantara (UMN), dan di SIM University Singapura (2011-sekarang).

Pendidikan sarjana dan pascasarjananya ditempuh di Universitas Indonesia dan di Monash University, Melbourne, Australia. Beberapa buku fiksi sudah ia publikasikan, antara lain, Masih Bersama Musim (puisi, 2005), Haikuku (puisi, 2009), Ketika Cinta (puisi, 2009), Nama yang Mendera (prosa, 2010), Perjalanan Tubuh (puisi, 2013), Haikuya (puisi, 2013), Sihir Syair (puisi, 2013), Gumam Gurindam (puisi, 2013), Pantun Ramadan (puisi, 2013), Kesetiaan yang Ia Titipkan (prosa, 2013), 100 Hari Puisi (puisi, 2016), Setengah Perjalanan (puisi, 2016), dan Dari Negeri Ironi (puisi, 2016).

Buku-buku sastra atau kajian sastra yang pernah disusun atau disuntingnya, antara lain, Lembar-lembar Sajak Lama (1982), Pahlawan dan Kucing (1984), Konstelasi Sastra (1990), Erotisme dalam Sastra (1994), Menyoal Sastra Marginal (2004), Toilet Lantai 13 (2008), dan Ode Kebangkitan (2008).

Sejak awal 1980-an sudah menulis di sejumlah media massa cetak, seperti Kompas, Media Indonesia, Suara Karya, Pelita, Jurnal Nasional, Jurnal Puisi, Republika, Tempo,Mutiara, dan Suara Merdeka, juga di sejumlah majalah dan jurnal, baik nasional maupun internasional, seperti The Malay World dan International Area Review.

Oceń tego e-booka

Podziel się z nami swoją opinią.

Informacje o czytaniu

Smartfony i tablety
Zainstaluj aplikację Książki Google Play na AndroidaiPada/iPhone'a. Synchronizuje się ona automatycznie z kontem i pozwala na czytanie w dowolnym miejscu, w trybie online i offline.
Laptopy i komputery
Audiobooków kupionych w Google Play możesz słuchać w przeglądarce internetowej na komputerze.
Czytniki e-booków i inne urządzenia
Aby czytać na e-papierze, na czytnikach takich jak Kobo, musisz pobrać plik i przesłać go na swoje urządzenie. Aby przesłać pliki na obsługiwany czytnik, postępuj zgodnie ze szczegółowymi instrukcjami z Centrum pomocy.