Kisah tentang seorang Indonesia dan Filipina yang bertemu di Eropa saat keduanya berbulan madu. Dua wanita yang dipisahkan oleh nasib namun disatukan oleh cinta.
“Sepertinya aku sudah gak mencintai Phillip. Kini aku lebih menginginkanmu daripada dia. Aku sangat takut…” katanya dengan suara gemetar. “Sekarang aku gak tahu apa yang harus kulakukan dengan hidupku,” suaranya melemah namun air matanya menderas. Perlahan aku mendekatinya. Tanpa sepatah kata aku hapus air mata dari wajahnya lalu kudekap dia dalam pelukanku. Karena berbicara bukan satu-satunya cara untuk memahami jiwa. Kami adalah dua wanita yang dihantam oleh pikiran dan rasa bersalah. Dua jantung yang sedang membantin. Dililit oleh perasaan dan hasrat. Dipisahkan oleh nasib namun disatukan oleh cinta.