-> -> bit.ly/andini-citras <- <-
*
Keunggulan Ebook ini:
- Halaman Asli, tersedia header dengan judul bab
- Baca dengan keras, Menjadi audio book dengan dibacakan mesin berbahasa Indonesia
- Teks Mengalir, menyesuaikan ukuran layar
- Ukuran font dan jarak antar baris kalimat bisa diperbesar atau perkecil sesuai selera
- Bisa ganti jenis font
- Warna kertas/background bisa diubah menjadi Putih, Krem, dan Hitam
----------
Hubunganku dengan Risa makin membaik secara kualitas, namun secara kuantitas aku agak jarang bertemu dengan Risa karena aku harus bekerja dan melanjutkan studi di luar kota. Sehingga paling dua minggu atau tiga minggu sekali aku bertemu dengannya. Perihal dengan Rico aku tak cemburu lagi dengannya, apalagi aku sudah dikenalkan juga dengan pacarnya Rico. Findi namanya. Anaknya lumayan cantik, badannya juga seksi meski payudaraknya tak sebesar Risa, pacarku. Kutaksir ukuran BHnya sekitar 34B. Kisahku ini terjadi ketika aku pulang ke kota K, untuk menengok Risa. Kangenku padanya sudah nggak ketulungan, harusnya aku pulang 2 minggu lagi, tapi aku pulang seminggu lebih awal, karena udah tak tahan kangen. Sengaja Risa tak kuberi kabar untuk memberikan kejutan kepadanya, karena saat kutelepon katanya ia kangen sekali denganku. Pagi-pagi benar aku sudah sampai di kota K, setelah melepas lelah aku meluncur naik taksi ke dekat rumah Risa. Dari wartel yang berjarak 500 m, kutelepon ke rumahnya. âPagi, Risanya ada?â âO.. Risanya pergi baru dua menit yang laluâ Ibunya Risa yang mengangkat telephone. âKemana ya Bu?â âAduh kurang tahu ya.. Katanya mau bimbingan skripsi atau apa gitu?â âYa udah Bu, makasihâ Begitu kuletakkan telepon, kulihat mobil Risa melintas di depanku, entah kenapa aku tak terlintas dalam benakku untuk mengikutnya. Kulihat Risa berdandan sangat cantik dan sexy, mungkin itu juga yang membuatku curiga karena selama ini setiap ia bimbingan, dandanannya biasa-biasa saja. Akhirnya kuminta sopir taksi untuk mengikuti mobil Risa. Setelah berjalan 3 km, tiba-tiba mobil berhenti, kemudian pintu dibuka, kulihat cowok yang sangat kukenali wajahnya, Rico teman sekampus Risa, sesaat mereka ngobrol kemudian Rico masuk ke mobil melalui sebelah kanan. Ternyata mereka ganti stir, Rico yang memegang stir kemudian Risa duduk si sebelahnya. Beberapa saat mobil berjalan Risa menoleh ke belakang, aku terkejut langsung kutundukkan badanku agar ia tak mengenaliku. Saat ku munculkan lagi wajahku betapa terkejutnya aku ketika Risa ternyata mencium pipi Rico, kemudian ia menggelayut mesra di bahu Rico sambil Rico terus menyetir. Hampir saja kuminta sopir taksi untuk menghentikan mobil mereka, namun naluriku berkata lain aku harus ikuti kemana mereka pergi. Mobil Risa terus meluncur melewati batas kota K melewati kota U arah menuju areal wisata di kota B. Tiba-tiba badanku merinding, keringat dingin membasahi tubuhku, jangan-jangan mereka benar ke kota B, tempat aku dan Risa biasa memadu asmara. Sejenak aku diam menenangkan diri, tiba-tiba kulihat Hpku, aku ada ide coba telp HP Risa, toh ia tidak tahu kalo aku lagi pulang ke kota K. âHallo Sayang, lagi ngapain?â âEh Ryan, kupikir siapa kok nggak ada nomornya?â jawab Risa santai âOh iya aku pakai private number, sori belum kuganti. Lagi dimana nih?â âIni Ryan mau ke tempatnya Bu Ani, konsultasi skripsiâ âEmang rumahnya di mana?â âE.. Di jl. KS..â Kudengar Risa agak gugup, ia menjawab sekenanya. Padahal setahuku Bu Ani itu rumahnya di Jl. RHT. âYa udah, ati-ati ya..â âOk Ryan Bye, cup ah..â Gila kupikir Si Risa, dia bohongi aku tapi masih juga sempat bersikap mesra. Dengan jawaban tadi aku yakin betul kalo Risa dan Rico sedang menuju ke tempat wisata di kota B. Terbayang di wajahku pergumulan yang pernah aku lakukan bersama Rico dan Risa, ada gairah, ada cemburu yang membara. Tapi kenapa mereka lakukan ini? Kenapa Risa menghianatiku? Kenapa Rico menyalahgunakan kepercayaanku? Bukankah kuajak dia ikut bergabung pada permainan dulu itu agar tak ada cemburu diantara kita? Kenapa mereka melakukan ini tanpa seijinku bahkan berbohong kepadaku? Sejuta pertanyaan terus melintas di kepalaku. Aku menyalahkan diriku sendiri kenapa kuajak Rico waktu itu? Ah semuanya sudah telanjur, aku nggak bisa membayangkan lagi apa yang mereka perbuat selama ini ketika aku di luar kota. Dengan dalih skripsi mereka bebas melakukan apa saja. Di sela-sela kegundahanku tiba-tiba kuingat Findi, pacar Rico. Sedang apa kira-kira dia? Tahukah ia kalo Rico selingkuh dengan Risa. Tiba-tiba ada gairah dalam diriku untuk menikmati tubuh Findi, kubayangkan bodynya, putihnya dan pantatnya yang aduhai. Kulihat Hpku kucoba cari nomornya, ah bersyukur aku ternyata aku masih menyimpan nomornya. âHallo Findi?â âIya.. Siapa nih?âSuaranya merdu dan manja sekali. âIni Ryan..â âOh Bang Ryan. Gimana kabarnya Bang?â sapanya sangat lembut dan ramah. âBaik.. Findi sendiri gimana? Baik juga kan?â âIya Bangâ âLagi dimana nih Finâ âDi tempat temen Bang, di Uâ âLho nggak pacaran, kan hari sabtu?â âAduh Bang, Rico lagi sibuk sekali akhir-akhir ini ngerjain skripsi, jangankan pacaran telp aja aku takut ganggu.. Lho bukannya Rico lagi ke dosen ama Mbak Risa? Abang di K kan? Belum ketemu Mbak Risa?â tanyanya seperti memberondong. âOh ya tho.. Belum tuh Riss.. Eh kamu di kota U ya? Aku juga di U nih.. Gimana kalo kita ketemu, itung-itung ngilangin kangen sebagai sesama ditinggal pacar sibuk skripsi.. He.. He..â kucoba sambil bercanda sekaligus menghilangkan rasa cemburuku pada Risa dan Rico. âAh Abang bisa aja.. Tapi boleh juga Bang, soalnya temenku juga mau pergi bentar lagiâ âYa udah kujemput kamu ya..â Setelah Findi memberikan alamat temennya lalu kusuruh sopir taksi meluncur ke alamat tersebut. âPagi Finâ Gila kulihat cantik sekali Findi pagi ini badannya yang dibalut kain ketat serta celana ketat tiga perempat seolah memamerkan semua tonjolan yang ia punya. âEh Abang.. Udah dateng kok cepat sekali?â âIya nih.. Ternyata posisiku tadi udah dekat.. Yukâ ajakku sambil mengandengnya masuk ke taksi. Terasa harum wangi parfumnya membuat âadikâ ku menggeliat. Setelah memasuki taksi, kemudian kami meluncur dengan cepatnya, seakan tahu betul sopir taksi itu mengarahkan ke obyek wisata B. âKemana kita Bang?â Tanya Findi melihat taksi ke arah B âGimana kalo kita ke B, sambil lihat pemandangan. Di jakarta lihatnya gedung terus sih..â âBoleh Bang.. Siapa takut.. Asal nggak aneh-aneh aja Abangâ âAneh-aneh gimana maksudnya?â âYa kan dah lama nggak ketemu Mbak Risa.. Aku nanti jadi pelampiasan lagiâ katanya sambil mengerling penuh arti. âDasar kamu..â kataku sambil kucubit dia. Di perjalanan kami terus bercanda, cerita kesana-kemari sampe akupun agak lupa kalo tujuanku adalah investigasi Risa dan Rico. Hingga karena taksi dikemudikan sangat cepat maka tanpa diduga sebelumnya posisi taksiku persis di belakang mobil Risa yang dikemudikan Rico. âBang itu bukannya mobil Mbak Risa? Yang nyetir Rico kan? Mau kemana mereka? Kok kemari?â âItulah yang juga Abang ingin tahu, Abang sejak tadi membuntuti mereka. Trus Abang telp Findi, eh pas di kota U juga, jadi sekalian aja pikirku. Abang juga penasaran kok Finâ âPantesan sibuk terus mereka, jangan-janganâFindi tak meneruskan kata-katanya, matanya berkaca-kaca, ia rebahkan tubuhnya ke dadaku. âBang.. Gimana nih Bang?â âUdahlah Fin.. Gak pa-pa.. Santai aja, toh Findi kan juga sama Abang.. Jadi satu-satu nantinya heheâ âIh Abang genit.. âKatanya sambil terus merapatkan ke badanku seakan nggak mau ia lepaskan. Kulihat Findi mulai agak tenang. Taksi kami terus mengikuti arah mobil Risa, dari belakang kulihat sesekali Risa mencium Rico, kadang sebaliknya Rico yang mencium Risa. âIh.. Mereka genit sekaliâ kata Findi sebel. âAku cium Abang juga ah..â Tanpa peduli pada sopir taksi tiba-tiba Findi menciumku. âIh nakal kamuâ Padahal saat itu adikku betul-betul tegang, aku bergairah melihat apa yang akan diperbuat Risa dan Rico sekaligus bergairah karena Findi terus merapat ke badanku...
Contents
Pembalasan Perselingkuhanâ1
Kisah Janda Maniakâ21
Nafsu di atas Meja Kerjaâ55
Pacarku dan Adik-Adiknyaâ71
Siska dan Pak Irwanâ95