Pengantar Filsafat Keilahian (Teologi): Ragam Pemahaman Tentang Tuhan

· Duta Wacana University Press
4,9
46 iritzi
Liburu elektronikoa
182
orri
Balorazioak eta iritziak ez daude egiaztatuta  Lortu informazio gehiago

Liburu elektroniko honi buruz

Buku ini berisi tentang pembuktian akan adanya Tuhan (Bab 1) yang memperkenalkan pemikiran para filsuf yang juga teolog dalam berargumentasi tentang keberadaan Tuhan. Bab ini mengajak mahasiswa untuk mulai membuka pikirannya tentang bagaimana menjelaskan keberadaan Tuhan secara argumentatif. Jika biasanya mahasiswa sebagaimana banyak orang lainnya menganggap keberadaan Tuhan itu sudah dengan sendirinya (taken for granted), maka lewat pelajaran ini mereka diajak memikirkan bagaimana mengolah sesuatu yang selama ini sudah dianggap ada begitu saja. Prinsip-prinsip yang diperkenalkan dalam bab ini seperti ontologis, kosmologis, dan teleologis merupakan prinsip-prinsip yang dapat dikatakan klasik. Mahasiswa Teologi tahun pertama diharapkan tidak kaget jika diajak berargumentasi tentang Tuhan mulai dengan prinsip-prinsip yang klasik tersebut karena diasumsikan mereka sudah lebih terbiasa.

Di Bab 2 topik yang dibahas adalah Metafisika. Kembali ini merupakan topik yang klasik. Dalam pemahaman tentang Tuhan, orang terbiasa berpikir bahwa Tuhan itu sosok yang berada di luar yang fisik, maka kata metafisika seolah-olah sesuatu yang biasa saja ketika dihubungkan dengan Tuhan. Namun dalam Filsafat, metafisika mempunyai pengertian yang tidak persis seperti itu. Bab ini memaparkan metafisika sebagai pemikiran tentang yang ada. Jika Tuhan itu ada maka bagaimana ada itu dimengerti. Apakah ada itu sama dengan sesuatu yang dilihat atau diindra atau lebih daripada itu.

Bab 3 membahas topik yang hangat yaitu Ateisme. Seperti yang tadi disebutkan, memikirkan Tuhan tidak bisa dilepaskan dari yang sebaliknya yaitu ketika Tuhan itu ditolak keberadaannya. Bab ini memperlihatkan bagaimana ateisme yang serius itu penting untuk diperhatikan. Tujuannya bukan pertama-tama untuk mematahkan argumentasi ateisme melainkan mendalami seluk beluk pemikirannya. Bab ini juga memperlihatkan beberapa konsep yang mirip-mirip dengan ateisme seperti non-teisme religius dan agnostik.

Bab 4 bersambung dengan pembicaraan Bab sebelumnya dimana sanggahan tentang keberadaan Tuhan sering kali muncul dari kalangan saintis. Maka Bab ini membicarakan relasi Sains dan Agama. Kecenderungan mengotak-kotakkan kedua bidang tersebut diperlihatkan bukan satu-satunya paradigma yang ada. Bahkan Bab ini memperlihatkan bagaimana sains dapat ditempatkan sebagai sahabat agama. Sebagaimana bab-bab sebelumnya, Bab ini menyodorkan beberapa perspektif mengenai hubungan sains dan agama. Situasi pandemi COVID-19 ketika buku ini ditulis sangat mewarnai diskusi dalam bab ini.

Bab 5 dengan gamblang menunjukkan bagaimana apologetika itu seharusnya dijalankan. Judul Bab ini: Epistemologi Kristen mengikuti pemikiran para filsuf Kristen yang mencoba menjelaskan ajaran dan imannya kepada mereka yang bukan Kristen. Dalam konteks Barat, yang bukan Kristen itu adalah kaum ateis dan penganut agama lain. Dalam konteks Indonesia, ateisme tidak terlalu menonjol tapi cara berpikirnya bukan tidak ada dan itulah yang diasumsikan oleh penulis. Tentu saja para penganut agama bukan Kristen juga berada dalam pikiran penulis ketika memberikan bagaimanaapologetika Kristen itu mesti dikonstruksi. Tujuan dari Bab ini adalah memperlihatkan apologetika yang dikemas secara filsafati. Itu berbeda dari apologetika yang banyak dimengerti di Indonesia yaitu menyiapkan jawaban-jawaban bila ditantang orang yang tidak bisa menerima ajaran-ajaran Kristen seperti Trinitas, kebangkitan Kristus dan lainnya. Apologetika yang baik bukanlah menghafalkan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang nanti akan diajukan orang, melainkan kemampuan untuk menjelaskan mengapa saya mempercayai Tuhan seperti yang saya percayai. Jadi apologetika harusnya berguna bagi diri sendiri yaitu memperjelas pada diri sendiri apa yang diyakini. Jika diri sendiri sudah jelas maka akan mudah menjelaskannya kepada orang lain.

Bab 6 berisi Model-model Filsafat Teologi yang pada dasarnya merupakan tipologi model-model berteologi. Pembaca akan melihat bahwa Teologi itu ilmu yang plural sekali. Ada banyak model di dalamnya. Tentu saja tidak semua model bisa ditampung dalam Bab ini, apalagi melihat perkembangan sekarang yang masih bertambah variasinya setelah adanya pengaruh pemikiran pos modern, pos kolonial dan mungkin pos-pos lainnya. Para mahasiswa peserta kuliah ini masih merupakan pemula, maka tujuan Bab ini adalah membantu mereka untuk memahami berbagai corak teologi yang mereka akan temui nantinya. Jika mereka langsung terjun ke dunia “persilatan” teologi maka kemungkinan mereka akan kebingungan sendiri. Jadi jika kepada mereka diperkenalkan garis besar kelompok-kelompok teologi, diharapkan itu akan bisa dijadikan kerangka untuk mengikuti argumentasi dari masing-masing kelompok.

Bab 7 yang merupakan bab terakhir dari buku ini berisi penjelasan tentang Fundamentalisme. Mengapa topik ini diangkat di sini? Karena fundamentalisme merupakan corak berpikir yang lebih populer di kalangan orang Kristen dan bila itu yang ada maka seluruh usaha yang dibuat dalam kuliah ini akan sia-sia. Kuliah atau buku ini berlawanan dengan fundamentalisme karena ingin mengajak mahasiswa berpikir. Sedangkan fundamentalisme justru anti pemikiran. Yang terjadi dalam fundamentalisme adalah indoktrinasi dan kekerasan. Para pengikutnya dihasut untuk menyetujui sebuah gagasan yang sudah jadi dan terhadap yang berbeda, kaum fundamentalis tidak akan segan-segan melakukan intimidasi bahkan kekerasan fisik. Fundamentalisme jelas akan membuat suasana kehidupan bersama menjadi rusak. Kita tidak ingin itu terjadi maka perlu ada kehati-hatian terhadapnya.

Balorazioak eta iritziak

4,9
46 iritzi

Egileari buruz

Associate Professor of Theology at the Faculty of Theology, Duta Wacana Christian University. Also a Protestant minister.

Baloratu liburu elektroniko hau

Eman iezaguzu iritzia.

Irakurtzeko informazioa

Telefono adimendunak eta tabletak
Instalatu Android eta iPad/iPhone gailuetarako Google Play Liburuak aplikazioa. Zure kontuarekin automatikoki sinkronizatzen da, eta konexioarekin nahiz gabe irakurri ahal izango dituzu liburuak, edonon zaudela ere.
Ordenagailu eramangarriak eta mahaigainekoak
Google Play-n erositako audio-liburuak entzuteko aukera ematen du ordenagailuko web-arakatzailearen bidez.
Irakurgailu elektronikoak eta bestelako gailuak
Tinta elektronikoa duten gailuetan (adibidez, Kobo-ko irakurgailu elektronikoak) liburuak irakurtzeko, fitxategi bat deskargatu beharko duzu, eta hura gailura transferitu. Jarraitu laguntza-zentroko argibide xehatuei fitxategiak irakurgailu elektroniko bateragarrietara transferitzeko.