Penilaian Mutu Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

· · ·
· UGM PRESS
3.5
리뷰 2개
eBook
190
페이지
검증되지 않은 평점과 리뷰입니다.  자세히 알아보기

eBook 정보

Jumlah puskesmas di Indonesia hampir mencapai 10.000 pada tahun 2018 dan tersebar dalam 7.201 kecamatan. Perbandingan tersebut memperlihatkan bahwa hampir setiap kecamatan mempunyai puskesmas dan lebih dari seperempat kecamatan mempunyai puskesmas lebih dari satu. Oleh karena itu, puskesmas sangat strategis untuk meningkatkan wajah pelayanan kesehatan Indonesia. Namun demikian, bukti dan data yang ada menunjukkan mutu pelayanan kefarmasian di puskesmas masih belum memenuhi standar yang sudah ditetapkan dalam Permenkes no 74 tahun 2016 sehingga memerlukan usaha untuk ditingkatkan. Usaha perbaikan tersebut memerlukan indikator-indikator yang valid agar usaha perbaikan yang ada dapat diukur dengan baik. Selain itu, indikator diperlukan sebagai evaluasi untuk menyusun strategi perbaikan. Indikator juga dapat digunakan sebagai instrumen akreditasi pelayanan kefarmasian di puskesmas dengan tujuan akhir meningkatkan ketersediaan obat dan patient safety.

Pengukuran mutu pelayanan kefarmasian di puskesmas hendaknya dilakukan menggunakan indikator yang sesuai dan sensitif. Saat ini belum ada indikator yang khusus digunakan sebagai dasar penilaian kinerja pelayanan di puskesmas. Oleh karena itu, buku ini memberikan gambaran dan hasil penelitian terkait indikator untuk menilai mutu pelayanan kefarmasian di puskesmas baik aspek pengelolaan sediaan farmasi maupun pelayanan farmasi klinik.

Penyusunan indikator dilakukan dengan melibatkan pakar yaitu 15 anggota panel ahli mengikuti tiga putaran dalam menilai tiap indikator menggunakan metode Delphi termodifikasi. Tiga anggota panel ahli berasal dari perwakilan dinas kesehatan dan lainnya berasal dari apoteker praktisi puskesmas dari 3 kabupaten untuk mewakili cakupan geografi yang lebih luas. Indikator hasil konsensus adalah 28 indikator pengelolaan obat, 19 indikator pelayanan farmasi klinik, dan 2 indikator kinerja farmasi keseluruhan. Indikator tersebut digunakan untuk menilai 12 puskesmas dalam 3 kabupaten. Indikator pengukuran pengelolaan obat, pelayanan farmasi klinik, dan indikator kinerja farmasi keseluruhan dapat digunakan sebagai acuan untuk mengukur mutu pelayanan kefarmasian di puskesmas sehingga hasil pengukuran lebih terstandar dan lebih relevan untuk dapat dibandingkan antara satu puskesmas dengan puskesmas lainnya.


평점 및 리뷰

3.5
리뷰 2개

저자 정보

Lahir di Sukoharjo, 18 Februari 1974, anak ke-3 dari 4 bersaudara. Menyelesaikan studi di SMA Negeri 1 Sukoharjo dan melanjutkan di Fakultas Farmasi UGM tahun 1993, lulus Sarjana Farmasi tahun 1998, dan lulus profesi Apoteker tahun 1999. Menjadi dosen di Fakultas Farmasi UGM sejak 1999. Program S-2 dan S-3 ditempuh di Fakultas Farmasi UGM juga pada tahun 2001 dan 2011. Di samping kegiatan akademik, penulis juga aktif dalam kegiatan penelitian di bidang manajemen farmasi, farmasi sosial, dan farmakoekonomi. Di Indonesia, belum banyak yang mempelajari bidang penelitian tersebut sehingga masih banyak yang harus diteliti lebih lanjut. Beberapa penelitian dipublikasikan dalam jurnal dan konferensi yang bersifat nasional dan internasional. Pada saat ini penulis juga aktif dalam membimbing mahasiswa S-1, S-2, dan co-promotor S-3.

Selama menjadi dosen di Fakultas Farmasi UGM, penulis pernah menjabat sebagai: Sekretaris Bagian Farmasetika (2003–2007), Wakil Direktur Bidang Akademik Magister Manajemen Farmasi UGM selama 2 periode, yaitu pada 2004–2006 dan 2006–2009. Setelah lulus studi S-3 mendapat amanah menjadi Kepala Laboratorium Manajemen Farmasi dan Farmasi Masyarakat (MFFM) pada 2011–2012, di samping sebagai pengelola akademik Magister Manajemen Farmasi pada tahun 2012. Sekarang menjabat sebagai Wakil Dekan 3 Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sistem Informasi, Fakultas Farmasi UGM, periode 2012–2016. 


Septimawanto Dwi Prasetyo, M.Si., Apt., merupakan staf pengajar di Fakultas Farmasi UGM sejak tahun 2004 di Departemen Farmasetika. Jenjang pendidikan Sarjana dan Apoteker ditempuh di Fakultas Farmasi UGM. Pendidikan S-2 ditempuh di Fakultas Farmasi dengan Beasiswa Pendidikan Pascasarjana, Kementerian Pendidikan pada 2005. Beliau aktif mengajar, membimbing mahasiswa, dan melakukan berbagai penelitian yang berkaitan dengan pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat. Beberapa penelitian dipublikasikan dalam jurnal dan konferensi yang bersifat nasional dan internasional.

M. Rifqi Rokhman, M.Sc., Apt., merupakan staf pengajar di Fakultas Farmasi UGM sejak tahun 2012. Jenjang pendidikan Sarjana dan Apoteker ditempuh di Fakultas Farmasi UGM pada 2007 dan 2008. Pendidikan S-2 juga ditempuh di Fakultas Farmasi UGM dengan minat Magister Manajemen Farmasi pada 2010. Beliau pernah mengikuti internship di University of Technology Sydney dan menjadi salah satu penulis buku Manajemen Apotek. Selain aktif mengajar, membimbing mahasiswa, dan melakukan berbagai penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal, saat ini beliau juga sedang mempersiapkan untuk menempuh pendidikan Ph.D. di University of Groningen Belanda dalam bidang pharmacoeconomics.

Hardika Aditama, M.Sc., Apt., merupakan staf pengajar di Fakultas Farmasi UGM. Jenjang pendidikan Sarjana dan Apoteker ditempuh di Fakultas Farmasi UGM pada tahun 2011 dan 2012. Pendidikan S-2 juga ditempuh di Fakultas Farmasi UGM dengan minat Magister Manajemen Farmasi dan diselesaikan pada 2013. Beliau merupakan salah satu penulis buku Manajemen Apotek dan juga aktif dalam Ikatan Apoteker Indonesia PD D.I. Yogyakarta. Bidang yang ditekuni beliau meliputi Farmasi Komunitas dan Farmasi Sosial. Beberapa penelitian dipublikasikan dalam jurnal dan konferensi yang bersifat nasional dan internasional.

이 eBook 평가

의견을 알려주세요.

읽기 정보

스마트폰 및 태블릿
AndroidiPad/iPhoneGoogle Play 북 앱을 설치하세요. 계정과 자동으로 동기화되어 어디서나 온라인 또는 오프라인으로 책을 읽을 수 있습니다.
노트북 및 컴퓨터
컴퓨터의 웹브라우저를 사용하여 Google Play에서 구매한 오디오북을 들을 수 있습니다.
eReader 및 기타 기기
Kobo eReader 등의 eBook 리더기에서 읽으려면 파일을 다운로드하여 기기로 전송해야 합니다. 지원되는 eBook 리더기로 파일을 전송하려면 고객센터에서 자세한 안내를 따르세요.