***
Arya telah menyaksikan karier bapaknya ambruk. Kakaknya pergi mencari kerja entah ke mana. Sekolah pun Arya pontang-panting membiayai sendiri dengan menjadi loper koran. Hidup terasa keras bagi Arya. Maka, Arya selalu bertanya-tanya kenapa Bambang selalu begitu bersemangat untuk belajar mendalang.
Cita-cita? Apakah selama ini ia memiliki cita-cita?
Terlahir tanpa tahu rupa sang ayah, Bambang merasakan amarahnya bergolak saat perusuh-perusuh itu mengoloknya. Ia ingin membalaskan dendamnya… dengan caranya.
Semua orang, sekarang atau nanti, akan menemukan jalannya sendiri-sendiri.