Kutatap nanar wanita yang tengah terdiam, bergeming dengan wajah tertutup cadar. Cuih...!! Sok alim sekali dia dan nyatanya jadi pelakor. Kenapa ngga telanjang sekalian! Miris.
"Sabar, Dek. Nanti mas jelaskan! Biarkan dia istirahat dulu, dia baru datang pasti lelah, " ucap Mas Reza memelas.
Kenapa aku harus kasian sama dia? Kenapa aku harus mengerti keadaannya sedangkan dia saja tak mengerti perasaanku! Kita sama-sama wanita.
Kulihat Mas Reza menuntunnya menuju ke kamar tamu, sengit rasanya aku melihatnya, kalau saja tak takut dosa... Sudah kudorong tubuhnya biar dia tau rasa!
Kubuang muka dan berlari naik keatas menuju kamarku, kubanting pintu dengan keras hingga meninbulkan goncangan. Mungkin Bik Siti kaget. Kumenangis histeris bahkan kaca meja rias tak luput kuamuk!! Tak peduli aku disangka gila.