Tapi di ujung jalan itu ada oase yang menyegarkan jiwa dan membawa kesejukan. Jalan Kebenaran, jalan yang diinginkan semua orang tapi jarang dipilih karena terlalu berisiko. Tapi Ahok memilihnya demi meretas asa mengatasi persoalan bangsa ini yang semakin menahun. Sebab jalan itu adalah satu-satunya jalan yang bisa menyelamatkan dirinya dari ‘buaya’ politik yang ganas. Jalan itu harus ditempuhnya meskipun ia harus mati memperjuangkan kebenaran, baginya ‘Hidup adalah Kebenaran, Mati adalah Keuntungan.’
Piter Randan Bua
"Seperti Ahok harus tegas untuk Indonesia. Pantang dan malu korupsi!" -Butet Kartaredjasa
"Kendati berasal dari kalangan minoritas Ahok bisa mengukir sejarah menjadi bupati, anggota DPR yang vokal hingga wakil gubernur DKI. Ahok juga Pancasilais yang tak membeda-bedakan suku dan agama." - Ir. Ciputra
"Gaya kepemimpinan Ahok adalah gaya yang ekspresif... Tapi gaya kepemimpinan Ahok tidaklah penting, yang penting adalah melihat motivasinya." - Boni Hargens
Piter Randan Bua berasal dari daerah Pantilang, Kabupaten Luwu, Sulsel. Sepeninggal ayahnya dipanggil Tuhan, Piter bersama kelima saudaranya merantau ke berbagai tempat hingga bisa me- ngenyam pendidikan hingga perguruan tinggi atas kebaikan hati dan belas kasihan banyak orang, walaupun sampai harus menjadi ‘babu’ dalam perjalanan hidupnya. Piter akhirnya meraih gelar S1 dalam bidang Kesehatan dari STIK Tamalatea Makassar di tahun 2006. Sejak Agustus 2011 sampai saat ini, ia berprofesi sebagai penulis lepas. Melalui karya-karyanya–puluhan artikel dan buku–ia berkeinginan kuat bisa berbuat yang terbaik bagi bangsa dan kemaslahatan rakyat Indonesia. Piter saat ini berdomisili di Semarang dan telah dikaruniai seorang putri, Prinza Evangelica Randanan, buah cintanya bersama Ludia Lembang.