Jangan coba-coba ajarkan para penulis muda ini tentang apa itu nasionalisme dan humanisme sebagai sebuah ide. Bagi mereka kedua istilah ini bukanlah terminologi saintifik, melainkan gaya hidup selama hampir tiga tahun hidup di asrama. Mereka lebih sering menggunakan kata ‘kami’ dan ‘kita’ bukan ‘saya’ atau ‘anda’. Mereka siap untuk berbeda dan dikatakan sesat karena mereka ingin mengambil bagian dalam sebuah perjalanan sejarah melalui tulisan-tulisan ini, dimana transparansi, perbedaan, dan konflik menjadi sebuah pilihan sehat dalam berdemokrasi dan bernegara kesatuan Indonesia.
Penerbit Garudhawaca
Udan Bitteraty, alumni Universitas Negeri Yogyakarta, adalah pengajar di Sampoerna Academy Boardingschool, Bogor.