Aku lelah.
"Kamu hanya istri sewaan, rahim sewaan."
Kata-katamu menggores hati. Aku tidak mampu mengucap sebuah kata untuk membalasnya, selain hanya mengalirkan air mata.
Wanita kedua.
Ya, aku hanya wanita kedua. Kau bayar dengan harga tak sedikit. Akan tetapi, tidak pernahkah kau pikirkan bagaimana tersiksanya melahirkan anakmu? Lantas, kau campakkan tanpa belas kasih.
Kejam! Kau pria kejam. Bagaimana mungkin aku kau usir usai memberimu anak? Sementara saat ini masih ku'tak mampu 'tuk berjalan. Tak mampu untuk menggapai sesuatu tanpa bantuan.
Ya Rabb ..., ujian-Mu sungguh berat untuk kulalui seorang diri. Kirimkan seseorang untuk membantu hamba keluar dari keterpurukan ini.