RUMAH REOT: Cita-cita Dalam Angan

Anak mana yang tidak ingin kembali sekolah setelah pernah merasakannya. Sejak ayahnya meninggal, semua berubah drastis. Semua kebun terjual habis untuk biaya pengobatan. Hanya yang tertinggal adalah rumah yang hampir reot dimakan usia.

Hartina dan ketiga anaknya harus berjuang keras untuk menghidupi kebutuhan keluarga. Tidak jarang Guntur berpura-pura berpuasa demi adik-adiknya.

"Bu, aku pengin sekolah lagi. Boleh, ya, Bu ...," pinta Guntur sambil merapikan barang bekas yang dikumpulkan berkeliling dusun.

"Gun, kita orang susah, Nak. Kalau kamu sekolah, terus siapa yang bantuin Ibu?"

Dengan jawaban itu, Guntur terpukul. Dalam hati dia berkata, tidak akan ada lagi harapan baik untuk masa depan mereka bertiga. Namun, dia menghadapinya dengan tabah, tanpa pernah menuntut lebih pada ibunya.

Untuk bisa mempelajari ilmu setingkat usianya, terpaksa mencuri buku paket milik guru di dua sekolah. Yaitu sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah. Dampak dari perbuatannya itu, ada hikmah yang terkandung. Pak Nababan menjadi sosok seperti malaikat dalam melanjutkan pendidikan.

Terlalu banyak rintangan, termasuk dari seorang laki-laki yang terus mengajak ibunya menikah. Awalnya menolak, tapi karena percaya dengan janji manis, akhirnya Beliau menikah juga. Janji yang diucapkan tidak seindah kenyataan. Guntur harus pasrah dengan lika-liku perjalanan hidupnya dengan pahit.

- Selesai -