About this eBook
Singkat cerita, setelah melihat kedatangan mereka, burung Anqa’ memerintahkan para penghuni singgasana untuk menanyakan sebab kedatangan para burung kepadanya.
“Kami datang, agar Anqa’ mau menjadi raja kami.” jawab mereka. “Kalian telah menyusahkan diri kalian sendiri. Aku tetaplah raja, meski kalian mau atau tidak, meski kaliau datang atau pergi, aku tidak butuh kalian untuk menjadi seorang raja,” ujar burung Anqa’ pada para burung yang menghadapnya. Seketika para burung tersentak mendengar tanggapan burung Anqa’. Mereka merasa tak berguna dan sia-sia. Mereka merasa usaha mereka selama ini tak ada artinya. Para burung larut dalam kesedihan dan perihnya duka lara. Mereka semua putus asa dan merasa takada jalan pulang bagi mereka untuk kembali ke tempat asal mereka masing-masing. Mereka pasrah untuk menetap di pulau itu sampai akhir hayat mereka. Setelah lama burung Anqa’ melihat kesungguhan, ketulusan dan pengorbanan mereka. akhirnya burung Anqa’ mengizinkan mereka untuk hidup bersamanya di kediamannya, tempat yang penuh nikmat dan keindahan. Tempat yang akhirnya membuat para burung itu tenang, tentram, senang, dan berhasil menggapai cita-cita mereka untuk memiliki seorang raja.
