Dalam keseluruhan rangkaian proses panjang tersebut, pada akhirnya, orang-orang asli Maluku menemukan diri mereka saat ini lebih sebagai penonton pasif yang secara sistematis tersisih ke tepi panggung, tersingkir ke luar dari arena, yang lama kelamaan, membuat mereka merasa semakin terasing justru di tanah leluhur sendiri.