Saat-Saat Terakhir Bersama Soeharto

· Bentang Pustaka
4,4
76 anmeldelser
E-bok
204
Sider
Vurderinger og anmeldelser blir ikke kontrollert  Finn ut mer

Om denne e-boken

Di manakah letak kita, para rakyat kecil yang tak berdaya ini?
Di koran, di televisi, mereka semua berbicara dengan gagah dan patriotik. Namun, fokus pembicaraan mereka kebanyakan tentang tema-tema "pembagian kekuasaan" atau "perebutan kekuasaan". Hampir tak ada yang kita rasakan hatinya mencintai kita, yang memfokuskan perhatiannya pada apakah kita akan kelaparan atau tidak.

***

Mei 1998 merupakan tonggak penting bagi perubahan nasib bangsa Indonesia. Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Presiden setelah 32 tahun berkuasa. Sebagai pemimpin, Soeharto terlalu ditakuti sehingga tak seorang pun mampu mendebatnya. Negara macam apa yang tetap mempertahankan ketakutan rakyat terhadap pemimpinnya?

Buku ini merekam upaya-upaya dan dialog yang dilakukan Emha Ainun Nadjib dan para tokoh reformis lainnya dengan pemerintah dalam membuka jalan menuju Indonesia yang lebih demokratis. Tak hanya sekadar menurunkan Soeharto dari posisi puncaknya, buku ini juga menjadi catatan sejarah bagi silang sengkarutnya kondisi Indonesia ketika perebutan kekuasaan pasca-reformasi terjadi. Ketika sosok-sosok yang awalnya disebut pahlawan, berbalik ingkar secara mengejutkan saat berhadapan dengan kekuasaan.

[Mizan, Bentang Pustaka, Cak Nun, Istana, Negara, Indonesia]

Spesial Bentang Emha 

Vurderinger og anmeldelser

4,4
76 anmeldelser

Om forfatteren

EMHA AINUN NADJIB, lahir pada 27 Mei 1953 di Jombang, Jawa Timur. Pernah meguru di Pondok Pesantren Gontor, dan “singgah” di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Emha Ainun Nadjib merupakan cendekiawan sekaligus budayawan, yang piawai dalam menggagas dan menoreh kata-kata. Tulisan-tulisannya, baik esai, kolom, cerpen, dan puisi-puisinya banyak menghiasi pelbagai media cetak terkemuka.

Pada 1980-an aktif mengikuti kegiatan kesenian internasional, seperti Lokakarya Teater di Filipina (1980); International Writing Program di Universitas Iowa, Iowa City, AS (1984); Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda (1984); serta Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman Barat (1985).

Cukup banyak dari karya-karyanya, baik sajak maupun esai, yang telah dibukukan. Di antara sajak yang telah terbit, antara lain “M” Frustasi (1976), Sajak Sepanjang Jalan (1978), Syair Lautan Jilbab (1989), Seribu Masjid Satu Jumlahnya (1990), dan Cahaya Maha Cahaya (1991).

Adapun kumpulan esainya yang telah terbit, antara lain Indonesia: Markesot Bertutur, Markesot Bertutur Lagi, Arus Bawah (2014), Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai (2015) Gelandangan di Kampung Sendiri (2015), Sedang Tuhan pun Cemburu (2015), 99 untuk Tuhanku (2015), Istriku Seribu (2015), Kagum kepada Orang Indonesia (2015), dan Titik Nadir Demokrasi (2016).

Vurder denne e-boken

Fortell oss hva du mener.

Hvordan lese innhold

Smarttelefoner og nettbrett
Installer Google Play Bøker-appen for Android og iPad/iPhone. Den synkroniseres automatisk med kontoen din og lar deg lese både med og uten nett – uansett hvor du er.
Datamaskiner
Du kan lytte til lydbøker du har kjøpt på Google Play, i nettleseren på datamaskinen din.
Lesebrett og andre enheter
For å lese på lesebrett som Kobo eReader må du laste ned en fil og overføre den til enheten din. Følg den detaljerte veiledningen i brukerstøtten for å overføre filene til støttede lesebrett.