Hanin yang harus menjadi kaki tangan kakaknya yang lumpuh, dan rapuh. Dan Hanin yang harus ikhlas , dan rela meminjamkan kantung rahimnya untuk menampung anak kakaknya, dan suaminya.
Mampukah Hanin menjalani, dan menerima semua apa yang terjadi dalam hidupnya?
Dan bagaimana kalau sel telur yang di miliki oleh kakaknya tidak subur.
Dan karena hal itu, membuat daftar beban hidup Hanin semakin bertambah.
Di saat anak yang Hanin kandung bukan anak kakaknya.
Tapi, anak Hanin sendiri dengan suami kakaknya.
Tanpa ada satu orang pun yang tahu hal itu, kecuali Hanin dengan Kakak iparnya.