Namun, kesukesan itu menciptakan kekosongan di dalam jiwanya, begitu kosongnya hingga dia tak menikmati hari-harinya itu. Orang bilang bahwa menikmati hasil kerja keras adalah pencapaian akhir yang mendamaikan hati. Sayangnya, Credence tidak begitu. Mungkin siapapun yang melihatnya akan menganggapnya sebagai orang yang tak tahu bersyukur, dia diberkahi dengan kesuksesan, kedudukan dan kekayaan, belum lagi ditambah dengan wajah tampannya yang sempurna dan menawan, tetapi semua itu tidak membahagiakannya.
Jadi, dimanakah Credence harus mencari kebahagiaannya? Apakah dia harus meninggalkan kehidupannya yang sekarang dan menyamar menjadi orang lain? Dan kenapa perempuan itu, perempuan bernama Karenina bisa begitu damai dan bahagia, padahal dia tak punya apa-apa?
Small Forum for Indonesian Writers, we love to unleashed our readers imagination.
7th Author of Project Sairaakira, please check his other stories at projectsairaakira.com