Seismik Vulkanologi

Name: Seismik Vulkanologi
Rating: 5 (2 reviews)

Sukir Maryanto

2016年12月 · Universitas Brawijaya Press

5.0

2則評論

電子書

149

頁

評分和評論未經驗證瞭解詳情

關於本電子書

Indonesia termasuk dalam rangkaian cincin api pasifik dan memiliki ratusan gunung api aktif yang berjajar di sepanjang kepulauannya. Keberadaan gunung api berpotensi menimbulkan dampak, baik positif maupun negatif. Pemahaman dan pembelajaran mengenai tanda-tanda kenaikan aktivitas gunung api diperlukan untuk mitigasi. Karena itulah gunung api aktif selalu dilakukan pemantauan baik secara kontinyu maupun berkala. Ilmu kegempaan atau seismologi memiliki berbagai lingkup yang dapat menggambarkan proses internal tubuh gunung api sebagai informasi mengenai kondisi bawah permukaan. Buku ini akan membahas dasar-dasar mempelajari seismologi gunung api, termasuk teori dasar gelombang seismic dan perkembangan konsep gunung api. Penulis menyusun teori sederhana mengenai seismic vulkanologi dengan menjadikan gunung api di Indonesia sebagai objek. Buku ini juga merupakan salah satu kontribusi penulis yang juga sebagai ketua riset grup di bidang gunung api dan panas bumi.

評分和評論

5.0

2則評論

關於作者

Lahir di Sukoharjo, 21 Juni 1971, Sukir Maryanto, Ph.D menghabiskan lebih dari seperempat paruh hidupnya mendalami ilmu kegunungapian. Setelah menyelesaikan pendidikan Sarjananya di Jurusan Fisika Universitas Brawijaya, Malang (1995), ia langsung melanjutkan Program Pascasarjana (S2) di bidang ilmu Fisika Gunung Api Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1996-2000) dan Program Doktoral dengan bidang ilmu yang sama di Kyoto University, Jepang (2002-2007). Karir Sukir dimulai setelah ia menjabat sebagai dosen sekaligus peneliti di Jurusan Fisika Universitas Brawijaya pada tahun 1998. Penelitiannya terkait dengan gunung api dan energi geotermal telah banyak dipublikasikan di berbagai jurnal dan prosiding. Selain itu, ia juga aktif membimbing mahasiswa melakukan penelitian Tugas Akhir. Hingga kini tercatat lulusan yang telah ia bimbing berjumlah 56 orang program sarjana dan 19 orang program pascasarjana.

Ahmad Nadhir, Ph.D