Ada yang lebih berat dari sekadar mengangkat beras dengan tenaga kuli, wahai kawan. Ada yang lebih sulit mendaki gunung Himalaya dan Jayawijaya. Faktor terhadap apa yang disampaikan dosen ternyata tidak selalu mudah. Selalu ada rasa ngantuk, bosan, dan jenuh. Nggak jarang ada yang sukarela menidurkan diri di sela-sela penjelasan dosen. Heru, temen gue yang berkepala plontos, kali ini sedang asyik mimpi indah. Di sisi lain, Ibu Inda sedang semangat 45 menyampaikan teori. Sampai akhirnyaâĻ.
âTampaknya ada yang sedang mimpi indah di sini.â
Kami semua sudah paham dan mengerti. Pelaku juga sudah kami ketahui sejak jauh-jauh hari.
âHeru!!!â Ibu Inda memanggil Heru. âNyenyak tidurnya?â
Nice question.
Seketika Heru bangun dari tidur. Matanya berat kayak orang yang begadang semaleman. Apa dia nonton bola gitu, ya? Atau semalem jadwal dia ikut ronda?
âHeru, silakan cuci muka. Jika berminat, saya punya suplemen pencegah kantuk. Cocok untuk orang yang sering begadang, kurang tidur, dan cacingan. Saya pikir suplemen ini cocok bagi pekerja keras seperti kamu, Her.â
Dalam situasi seperti itu pun, Ibu Inda masih sempet berpromosi.
Jangan bilang menjadi mahasiswa itu gampang. Lihat saja perjuangan Egi dan kawan-kawannya. Mereka tiap hari banting tulang mengikuti kelas yang membosankan, mengerjakan segambreng tugas, hingga harus menjaga eksistensi di organisasi kemahasiswaan yang diikuti. Hal tersebut tidak lantas membuat mereka kejang-kejang, hanya otak mereka yang sedikit melenceng dari keadaan normal. Simak tingkah konyol mereka di buku Semester Disaster ini.