Situasi ini merupakan dan menjadi situasi yang tidak terhindarkan dalam melihat relasi resipro-kal antara puisi dan kehidupan. Apapun bentuk tin-dakan kita dalam hidup keseharian, kita berupaya untuk memahami chaos dan disharmoni, ketidak jelasan dan kekacauan sebuah realitas, sering mengaca, kitapun berupaya memperhitungkannya dengan hati-hati agar bisa berhasil menghadapinya. Dalam dan menulis puisi kita berupaya dan mencoba untuk menemukan sifat dasar realitas yang harus kita hadapi dan bagaimana kita bertahan hidup didalamnya. Sebagai “rumah besar” berbagai pengalaman, puisi akan sulit dipisahkan dari tem-pat ia disemai, berakar, tumbuh dan berkembang.
Sebagai salah seorang yang gemar menulis puisi meski tidak pandai, kami bertiga tidak tau apa yang harus dilakukan. Bagaimana cara merayakan sebuah hari-hari yang memiliki keistimewaan, kami tidak pernah memahaminya. Apakah akan cukup dengan hanya menulis status “Selamat Hari Puisi Sedunia” di berbagai media social. Dengan sebuah tekad keberanian kami bertiga mencoba untuk bersinergi mencari jawaban hingga terlahir anak pertama bernama “Senandika”
Penulis muda produktif yang menulis berdasarkan intuisi seni dan pengalaman hidup