***
Terlahir sebagai gadis buta tidak membuat Ara patah semangat dan minder. Ia menolak keinginan ibunya untuk homeschooling, malah meminta untuk disekolahkan di sekolah umum bersama teman-temannya yang normal. Ia belajar dengan giat, bahkan menjadi murid terpandai di sekolah.
Ada yang memuji dan menjadi fansnya di sekolah. Namun, tidak sedikit yang iri dan terang-terangan mengibarkan permusuhan dengannya. Ara tak mempunyai teman, tapi tetap dapat merasakan tulusnya cinta. Arnold dan Mario, sama-sama menyukai Ara. Namun, Ara telah memilih salah satunya. Kepada sang kekasih, ia sering bertanya, seperti apa burung-burung terbang, seperti apa bintang-bintang bercahaya.
Dan, kisah cinta Ara terus terajut hingga sang kekasih tak sanggup lagi menemani dan bercerita banyak hal pada Ara. Namun, ia telah menyiapkan kado terindah untuk Ara.
***
Sebuah roman remaja yang memikat dan sarat makna persahabatan serta perjuangan. Selamat membaca!
“…jika kau punya mata, apa yang ingin kau lihat pertama kali?”