Aku mempunyai suami yang lebih mementingkan arisan daripada kebutuhan dapur dan juga kebutuhanku sebagai istrinya. Dia juga hanya memberiku uang seratus ribu untuk satu minggu. Aku memang diam, tapi bukan berarti aku menerima perlakuan suamiku begitu saja.
cerita ini diadopsi dari kisah nyata seseorang yang sudah dibumbui fiksi, dengan latar tempat di sebuah desa yang ada di pelosok Kota Kebumen di mana mayoritas penduduknya berprofesi sebagai tukang nderes kelapa.
Nama: Siti Marfungatun
TTL: Kebumen, 26 Februari 1999
Hobi: Membaca dan Menulis