Solzhenitsyn lebih menekankan aspek moral dari persoalan yang diangkatnya ini. Pengungkapan kekejaman dan keculasan yang dilakukan sebuah rezim penguasa tidak cukup hanya dipandang sebagai masalah politik, tetapi juga merupakan masalah moral yang mengantarkan pembaca pada pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang sifat manusia sendiri: apakah manusia pada dasarnya memang jahat? Ataukah baik? Dan mungkin yang paling penting: mengapa manusia sering kali tidak mampu menentang kejahatan yang terjad di depan matanya sendiri?
Melalui versi ringkas The Gulag Archipelago ini, Solzhenitsyn sekali lagi membuktikan bahwa kekuasaan pemerintah memang mampu melakukan berbagai bentuk kekejaman kepada manusia, fisik maupun mental, tapi tidak akan pernah bisa benar-benar memadamkan semangat manusia.
[Mizan, Bentang Pustaka, Novel Terjemahan, Sosial, Politik, Dewasa, Indonesia]
Aleksandr I. Solzhenitsyn (lahir 1918) membuat kecaman secara tidak resmi terhadap Stalin ketika masih menjadi tentara Soviet dan dijatuhi hukuman selama delapan tahun dalam sistem penjara bernama Gulag yang kemudian kita kenal lewat pengisahannya ini. Dia menjadi terkenal pada 1962 dengan karyanya One Day in the Life of Ivan Denisovich. Dia menerima hadiah Nobel Sastra pada 1970. Karena menulis TheGulag Archipelago, dia diasingkan pada tahun 1974 dan tinggal di Vermont, Amerika Serikat. Karya-karya utamanya antara lain novel The First Circle dan Cancer Ward, serta autobiografinya The Oak and the Calf. Pada 1994, Solzhenitsyn akhirnya berhasil kembali ke tanah kelahirannya.