ada di wilayah sains, teknologi, dan kebijakan politik belaka, tanpa perlu campur tangan agama? Apa relevansi spiritualitas ekologi? Singkatnya, dapatkah manusia menyelesaikan permasalahan lingkungan hidup yang nyatanya sudah gawat dan mendesak ini tanpa agama? Apakah pertimbangan rasional dan sains seharusnya cukup untuk menggerakkan manusia di seluruh dunia untuk mulai bertindak mengatasi kerusakan bumi?
Ada yang bahkan menuduh agama justru berperan dalam mengakibatkan krisis lingkungan hidup, yakni ajaran bahwa manusia diutus oleh Tuhan untuk menguasai dunia. Maka, manusia menguras sumber daya alam sebanyakbanyaknya secara semenamena. Akibatnya, terjadilah krisis yang kita hadapi sekarang. Apakah dalam dirinya sendiri agama ternyata tidak mempunyai dorongan untuk melindungi alam? Jika pada hari ini kaum agamawan memunculkan wacana untuk menyelamatkan lingkungan hidup dengan berdasarkan ajaran moral agama bukankah itu ironis?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut hendak dijawab dengan menelaah spiritualitas ekologi dalam tradisi Gereja Katolik, khususnya dalam dua dokumen Laudato Si dan Laudate Deum, yang dipublikasikan hanya dalam selang waktu 8 tahun. Paus Fransiskus sebagai pemimpin Gereja Katolik universal resah mengalami dan mengamati bagaimana dunia semakin menuju keruntuhannya sedangkan tanggapan manusia, termasuk umat Katolik, masih sangat lamban dan sangat tidak cukup. Tinjauan ini diperkaya oleh tulisan dari beberapa rekan rohaniwan, akademisi, dan praktisi yang membagikan wawasan mereka dari pelbagai perspektif. Buku ini tentu belum lengkap memberikan gambaran mengenai spiritualitas ekologi, namun barangkali dapat menjadi pengantar serta bahan inspirasi untuk mereka yang masih ingin mempelajari dan menghidupinya secara lebih mendalam.
KONTRIBUTOR:
Ferry Sutrisna Wijaya, Martin Harun, OFM, P. Wiryono, SJ, Budi Widianarko, Andang L. Binawan, Tomas Wendorise Rakam, Amelia Hendani, SGM, Kristiana Prasetyo, SGM, Tan Mariam, Tim Spiritualitas Serikat Yesus
***
"Menginspirasi umat Katolik dan semua orang beriman untuk melakukan pertobatan ekologis dengan bergerak bersama menyelamatkan alam ini dari kehancuran." —Dr. Sonny Keraf. Menteri Lingkungan Hidup RI 1999-2001
What a piece of pioneering spirit in Earth Spirituality. This compilation is a must for everyone who answers the call to care for the Earth. —Sr. Elly Verrijt, MMS, The Netherlands, Earth Worker in Indonesia (2009-2014)
Dari berbagai sudut pandang para penulis membedah pokok perbincangan tentang “what is”, “ what should be”, dan “what shoud be done now by me, you and us”. —Mgr. Petrus Boddeng Timang. Uskup Emeritus Banjarmasin, tinggal di Makassar
Tulisan-tulisannya menelanjangi sumber utama kerusakan lingkungan hidup dan sekaligus mengeksplisitasi alasan paling fundamental tanggung jawab manusia untuk merawat bumi. —Rm. Prof. Dr. Johanis Ohoitimur, MSC. Rektor Unika De La Salle Manado
Merawat sisi dalam diri kita barangkali adalah langkah terbesar agar bisa memberi kontribusi diri kita pada semesta. Terima kasih kepada para guru rohani yang telah membagikan kepada kita langkah-langkah merawat hati kita, demi Ibu Bumi. —Lilik Krismantoro. Ketua Laudato Si Movement Indonesia
Perlu dibaca dan dijadikan salah satu acuan dalam menyusun kurikulum pendidikan di lembaga-lembaga yang memiliki kepedulian untuk merawat ciptaan demi masa depan manusia dan seluruh ciptaan Allah lainnya. —Rm. Ignatius L. Madya Utama, S.J. Direktur Spiritualitas di Seminari Tinggi Interdiosesan, Sinaksak
Penyadaran akan tanggung jawab menjaga bumi paling efektif diberikan sejak usia anak dan remaja. —Paula Ruliyati Puji Lestari, M.Pd. Guru dan Tim KPKC Yayasan Tarakanita
Kita akan menemukan bahwa “the poorest, most abandoned and maltreated of the poor” justru adalah bumi kita yang tercinta. —Dino Rahardiyan, STP., M.Sc. Head of Lasallian Sustainability Centre Unika De La Salle Manado
Berisi pengetahuan, pengalaman, refleksi, aksi, edukasi, dan latihan nyata. Mengajak kita berkontemplasi dengan menggunakan spiritualitas Ignasius Loyola dan Fransiskus Asisi untuk merawat Ibu Bumi, rumah kehidupan kita bersama. —Sr. Vincentine, SPM. Pengurus Perkumpulan Dharmaputri dan Edukator Ekologis
Mengajak kita untuk memahami Ekologi Integral, untuk menemukan kembali keselarasan yang jernih dengan dunia ciptaan. —Sr. Marisa Nur Trisna, CB. Eco Spirit Center Berkah Bumi Blembem, Yogyakarta
Buku ini memberikan pencerahan, mengajak kita merefleksikan lebih dalam sikap, pola, dan metode hingga terbentuk jiwa dan kesadaran baru menuju pertobatan ekologis. —Rm. Yan Puduuwuyai Apkulol Dou. Direktur Tahun Orientasi Rohani Interdiosesan Regio Papua