[Selamat, ya, atas kehamilan lo. Nanti lah, balik dari Malaysia gue baru ke rumah lo.]
Tidak mengerti dengan maksud perkataan Risma, atau mungkin ia salah mengirimkan pesan? Aku masih menunggu unduhan foto yang dikirim oleh Risma. Mata ini seketika membelalak melihat tangkapan layar dari status WhatsApp ibu mertua yang dikirimkan Risma. Di foto itu terlihat jelas wajah Mas Lukman suamiku yang menempelkan telinganya di perut buncit seorang wanita. Wajah lelaki yang sudah empat tahun menjadi suamiku itu terlihat bahagia dengan senyum yang merekah.
[Alhamdulillah acara tujuh bulanan lancar. Minta doanya dari semua agar persalinan menantuku dilancarkan.]
Mata ini langsung memanas setelah membaca bubuhan caption di bawah foto. Ibu mertua hanya memiliki dua anak, Mas Lukman dan adik perempuannya yang masih kuliah. Tidak ingin menduga-duga aku langsung mengirimkan pesan balasan pada Risma, menanyakan perihal ini padanya.
[Lo, dapet dari mana foto ini, Ris?] Terkirim.
[Ibu Mertua lo ‘kan temen arisannya Nyokap gue. Masa lo lupa!] Pesan balasan dari Risma.
Saat mencari di pembaruan status, tidak ada kutemukan status ibu mertua. Bahkan tidak pernah sekalipun aku melihat status WhatsApp ibu mertua. Apa ibu mertua sengaja menyembunyikan statusnya dari kontak milikku? Mencoba langsung menghubungi Mas Lukman tapi tidak diangkat, menghubungi ibu mertua juga tidak bisa. Tidak habis akal, aku mencari kontak satpam komplek yang kukenal. Telepon itu langsung tersambung.