โDa, Roe!โ kata Raden Hidjo kepada Raden Ajeng Biru. Sewaktu ia sampai di rumah Raden Ajeng Biru ia langsung ngeloyor ke rumah belakang. Raden Ajeng Biru sedang duduk di atas kursi, siap-siap hendak mandi. โDimana papa dan mama?โ
โSedang pergi ke Laweyan (nama kampung di kota Solo),โ jawab yang ditanya dengan senang hati. โDuduklah, saya hendak mandi!โ
โSeh, ayo kita pergi ke Sriwedari,โ kata Hidjo.
โPergi ke Sriwedari?โ tanya Biru kaget seraya bangkit dari tempat duduknya. Sebab selamanya Hidjo tidak pernah mengajak dia melancong.
โHe!, Djo, tumben hari ini kamu kelihatan luar biasa. Biasanya kalau kamu saya ajak plesir, kamu kelihatan malas sekali. Tetapi hari ini tidak. Apa sebabnya?โ tanya Raden Ajeng Biru panyang.
โAch, tidak apa-apa!โ jawab Hidjo. โApakah kamu sudah tak suka dengan buku-bukumu?โ tanya Raden Ajeng Biru nampak senang. โAch, tidak,โ jawab yang ditanya pendek. โTunggu sebentar, saya mau mandi dulu,โ kata Biru. โBaik!โ kata Hidjo. Raden Hidjo, di rumah Raden Ajeng Biru ini, tidak seperti tamu. Karena kedua anak muda itu masih famili.
Selama Hidjo menunggu Raden Ajeng Biru yang sedang mandi, ia tidak lupa mengambil buku Raden Ajeng untuk dibaca sambil menunggu tunangannya.
โHeerlijk!โ [Bagus] ambil berjalan cepat dari kamar mandi hendak menuju ke kamarnya.