Kehadiran buku ini menjadi penting saat ini karena setidaknya ada dua alasan mendasar. Pertama, banyak masyarakat Indonesia yang tidak memahami selukbeluk dunia pendidikan di Arab Saudi. Kebanyakan dari mereka menganggap kalau pendidikan di Arab Saudi, khususnya pendidikan tinggi, hanya fokus di bidang studi ilmu-ilmu keislaman (atau, katakanlah, “Islam sentris”) seperti fiqih, ushul fiqih, ushuluddin, ilmu tafsir, ilmu Hadis dan lain-lain. Anggapan keliru ini bisa jadi lantaran mayoritas alumni atau orang-orang Indonesia yang belajar di lembaga pendidikan Arab Saudi (termasuk cabangnya di Indonesia), baik perguruan tinggi maupun bukan, fokus di bidang studi ilmu-ilmu keislaman, dan sebagian mereka sangat giat dalam menyebarkan wacana keislaman melalui berbagai media, baik online maupun offline. Sejak dulu memang banyak pesantren, madrasah, atau lembagalembaga dakwah dan keislaman yang didirikan oleh para alumni pusat pendidikan di Makkah (sebelum menjadi bagian dari Arab Saudi) maupun Arab Saudi modern.