Sweet Love - Erotis (Baca Deskripsi)

· Nifcoannimo
४.५
४७ समीक्षाहरू
इ-पुस्तक
270
पृष्ठहरू
योग्य
रेटिङ र रिभ्यूहरूको पुष्टि गरिएको हुँदैन  थप जान्नुहोस्

यो इ-पुस्तकका बारेमा

Dua hari yang lalu, Kedua tangan Sherin melepuh karena ketumpahan air panas. Paman Kenzi Austin yang suka mandi air hangat harus membawanya ke puskesmas.

Paman Kenzi itu Bapak kosnya. Dia menyuruh Sherin memanggilnya ‘Paman’ meskipun usianya baru 35 tahun. Dia sudah menikah. Istri Paman Kenzi bernama Mila, dan dipanggil Tante Mila.

Sherin masih kelas dua SMA di Jakarta. Aslinya, orang Bandung.

 “Aku hanya ingin sekolah di SMA SA Jakarta. Kalau tidak, lebih baik tidak sekolah,” ucap Sherin Suatu waktu, meyakinkan ibunya bahwa keputusannya untuk sekolah di Jakarta; yang ‘artinya’ harus kos sudah bulat dan tidak bisa diganggu gugat. Awalnya ibu Sherin menolak, “Sekolah di sini tidak kalah bagus dari Smart Asian.” Mata Ibu membesar seolah meminta dukungan Ayah. “Tapi hanya Smart Asian yang punya jurusan Web Developer. Aku ingin seperti Bang Darius. Lagi pula, kalian pilih kasih, jelas-jelas pilih kasih. Bang Darius dulu sekolah di sana, Ibu dan Ayah bolehkan.”

Ibu menatap ayah penuh harap, lalu mendengus kesal karena ayah tidak menunjukkan tanda-tanda mendukung dirinya. Pada akhirnya, dengan berat hati, Ibu harus merelakan Sherin berangkat ke Jakarta. “Tidak usah terlalu cemas. Dia akan tinggal di apartemen Darius. Tidak ada bedanya dengan tinggal bersama kita.” Ayah meyakinkan Ibu. Tapi, Ibu menunjukkan wajahnya yang kesal, “Aku tidak mengerti cara berpikirmu.” Bentak Ibu seperti mengancam ayah.

Teman-teman satu Apartemen Darius sangat jahil. Ada beberapa flat di apartemen itu yang ditempati oleh teman satu kantornya dan mereka semua masih bujangan. Darius itu pria yang sulit berkata tidak, sejak kecil ia sulit mengatakan ‘tidak’. Jadi tidak mengherankan bila ia punya banyak teman yang semuanya menganggap dirinya keluarga. Apartemennya lebih mirip cafe daripada rumah. Orang-orang masuk begitu saja, ada yang rebahan sambil merokok di sofa, ada yang masuk kamar mandi dan keluar belum memakai celana. Sherin pernah menjerit karena Bang Sobran, orang Papua berlari masuk ke rumah dan langsung ke kamar mandi, lalu ia keluar dari kamar mandi dengan penis sebesar belalai gajah menggantung di luar celananya. Anehnya, Bang Sobran juga berteriak kaget sambil buru-buru memasukkan penisnya. “Maaf, Sa pikir tidak ada wanita disini. Ko punya adek datang tak bilang-bilang.” Ucap Sobran, wajahnya pucat.

Bahkan, pernah kejadian teman Bang Darius masuk ke kamar Sherin. Orang itu juga belum tahu kalau Sherin sudah tinggal di sana. Dia melemparkan diri ke kasur dan menindih Sherin sambil bergoyang-goyang, “Hayo siapa ini? Siapa ini?” ucapnya. Mungkin dipikirnya Sherin itu teman satu kantornya yang sedang tidur kedinginan pakai selimut. Ia berguling ke lantai setelah Sherin berteriak, wajahnya merah dan memohon ampun. Akhirnya, Darius mengenalkan Sherin pada paman Kenzi, teman satu kantornya yang kebetulan sedang mencari orang untuk bantu-bantu di rumahnya.

“Kau lebih baik kos di rumah orang yang sudah berkeluarga.”

“Aku tidak mau. Demi apapun aku tidak mau kos di rumah orang. Sesekali, Abang harus bisa menolak orang masuk ke sini. Bahkan, mengusirnya. Sebenarnya, Abang juga tidak nyaman kan?”

“Jangan mengajari Abang bocah kecil!” Darius malah menggodanya. Tapi setelah bertemu dengan keluarga paman Kenzi, entah mengapa Sherin berubah pikiran. Mungkin,karena aura wajah pasangan itu tidak semenakutkan yang ia pikirkan sebelumnya.

Paman Kenzi adalah seorang programer sama seperti Bang Darius dan bekerja di perusahaan IT yang sama . Sedangkan Tante Mila adalah seorang dokter, lebih tepatnya dokter malaikat paru-paru. Kata Paman Kenzi harus ada kata ‘malaikat’ di tengah titelnya itu. Sherin baru mengerti kenapa harus ada kata ‘malaikat’ di sana setelah tinggal bersama beberapa bulan. Tante Mila adalah perempuan 30 tahun yang paling kuat. Ia adalah superhero di dunia nyata. Ia akan pergi ke daerah untuk mengobati pasien TBC tanpa tunjangan apapun. Bahkan, terkadang Ia menggunakan sebagian gajinya untuk membeli susu dan disumbangkan pada orang-orang kampung. Tante Mila itu tidak pelit dan tidak pedulian pada perkataan orang. Sherin pernah mendengar seorang pria memanggilnya lonte di pasar karena Tante memakai celana pendek yang terlalu ketat. Saat itu, Tante Mila bukannya marah, terkesan seperti menganggap orang itu tidak ada. Itu adalah keahlian yang bagus, menganggap orang judes tidak ada. Sherin ingin sekali memiliki keahlian seperti itu. Tapi, Sherin jauh berbeda dari Tante, Sherin adalah gadis yang sensitif, yang akan memikirkan ocehan orang sampai satu bulan ke depan.

***

Sherin sedang merenung di dapur, tidak bisa masak karena kedua tangannya masih sakit dan belum bisa kena air.

“Kenapa Sherin?” Paman Kenzi tiba-tiba muncul, menenteng dua kantong plastik yang sepertinya berisi makanan.

“Aku mau masak, tapi...,”

“Tidak usah, Paman sudah beli sarapan. Ayo sarapan bareng!”

Paman mengambil piring. Ia menarik kursi untuk Sherin.

“Kamu libur juga?”

“Iya. Gegara Korona.”

“Sama dong. Paman juga akan WFH”

“Sampai kapan?”

“Belum tau. Kamu?”

“Aku juga belum tahu Paman. Tapi Tante kerja yah?”

“Iyalah .” jawab Paman sambil mengunyah, keningnya berkerut menatap wajah Sherin, mungkin bingung karena Sherin tidak menyentuh lontong itu sama sekali.

“Kenapa?”

“Paman maafkan aku kalau kurang sopan.”

“Kurang sopan?”

Sherin tidak bisa memegang sendok, mulutnya mendekat ke atas piring dan menjepit lontong itu, makan seperti kucing.

“Astaga Sherin!” Mata Paman langsung mengecil. “Tunggu-tunggu, biar Paman suapin. Paman lupa!” Paman seperti panik, bangkit berdiri dan duduk di sebelah Sherin. Ia mengambil sendok dan menyuapi Sherin sambil sesekali menyendok ke mulutnya juga.

Sherin tidak ingat kapan terakhir kali disuapi orang. Bahkan ia tidak pernah mengingat Ibu menyuapi dirinya. Sherin jarang sakit dan memang hanya anak remaja yang sakitlah yang masih disuapi ibunya. Ketika masih balita mungkin Ibu menyuapi Sherin, tapi ia tidak bisa mengingat itu.

Perasaan aneh muncul di kepala Sherin. Perasaan yang membuat dirinya bingung. Lebih bingung dari javascript yang selalu error saat ujian. Biasanya Ia tidak pernah sekaku itu di dekat paman. Dan bahkan sentuhan lutut Paman di pahanya terasa aneh, seolah mampu menghasilkan sensasi, seperti istilah ‘print out’ pada bahasa pemrograman, setiap sentuhan dan gesekan di paha menciptakan sesuatu yang baru.

“Aku benar-benar tidak tahu diri,” ucap Sherin sambil mengunyah.

“Jangan berkata seperti itu! Siapapun akan melakukan hal yang sama. Lagipula, kau sudah banyak membantu paman selama ini.” Paman merapikan rambut Sherin yang terjatuh di atas bibir, menariknya ke belakang telinga. “Sudah berapa hari kau tidak mandi?”

Itu pertanyaan yang sangat memalukan. Biasanya pertanyaan itu hanya ditujukan untuk orang yang tidak sadar diri. Meskipun intonasi suara paman tidak terdengar seperti ‘ngejudge’ tapi tetap saja membuat Sherin malu. “Hampir tiga hari.” Jawab Sherin kikuk. “Aku takut perih.”

“Ya udah, habis makan kamu mandi. Tiga hari tidak mandi pasti gerah kan?”

“Iya .”

“Kamu bisa buka baju sendiri?”

“Bisa kayaknya.”

“Ya udah, nanti Paman bantu untuk menghidupkan shower.”

Sehabis makan, paman Kenzi menemani Sherin ke kamar, masuk ke kamar mandi dan menghidupkan Shower. Setelah itu, ia keluar dan menutup pintu.

Sherin kesulitan melepaskan celana. Ia dorong dengan ujung jarinya. Meskipun sakit tetap dipaksakan hingga akhirnya lepas. Sherin menarik kaosnya ke atas, berusaha mengeluarkannya dari kepala—namun sangkut.

Sherin mulai panik. Ia tidak bisa melihat, leher kaos itu nyangkut di hidungnya. Ia coba menarik dengan ujung jari tetap tidak bisa. Ia paksa hingga tidak sengaja luka di pergelangan tangannya tergesek.

“Ouh,”

Suara pintu tiba-tiba terbuka. Suara langkah kaki mendekat. Buru-buru, Sherin membalikkan badan menyembunyikan ketelanjangannya.

“Sherin? Kau bisa? Sini biar Paman bantu!”

“Aduh Paman Aku malu!”

“Tidak apa-apa, namanya juga lagi sakit. Paman akan bantu dari belakang. Maaf yah!”

Tangan Paman menyentuh kaosnya, menyentuh telinganya dan menarik kaos itu hingga lepas. Lutut Sherin gemetar. Tangan Paman menyentuh pundaknya, lalu turun ke bawah, berusaha melepas pengait Bhnya.

 “Sherin, kau percaya paman kan?”

Tentu saja Sherin percaya. Paman menjalankan ibadah tepat waktu, bekerja keras dan jarang mengeluh. Ia mencintai dan memanjakan Tante. Sherin mengetahui itu karena Tante Mila selalu mendapat hadiah, mulai dari tas branded, sepatu dan perhiasan. Paman mengutamakan Tante dalam segala hal. Saat paman main futsal bersama teman satu kantornya di hari minggu dan tante menelpon dan mengatakan perutnya sakit, maka paman akan segera pulang dan membawanya berobat. Jadi Sherin menganggukkan kepala untuk merespon pertanyaan paman itu.

 “Kamu tidak perlu memutar badan. Berjalanlah ke kamar mandi. Biar paman bantu. Mustahil kamu bisa sabunan dengan kondisi seperti ini. Tidak usah takut, paman akan bantu dari belakang.” Suara paman gemetar. Seperti suara peserta cerdas cermat yang tidak yakin dengan jawabannya.

Sherin melakukan seperti yang paman minta, berjalan ke kamar mandi dan berdiri di bawah shower, menjauhkan kedua tangan supaya tidak terkikis air. “Ih, dingin sekali!” ia mengeluh saat air menyerbu tubuhnya. Ia langsung menggigil.

Langkah kaki mendekat dari belakang—Sherin tidak berani melihat. Ia tegang bukan karena takut diperkosa, tapi karena perasaan aneh. Perasaan seorang wanita yang harus telanjang di kamar mandi dan akan dimandikan oleh pria dewasa, dalam hal ini adalah bapak kosnya yang kebetulan baik.


मूल्याङ्कन र समीक्षाहरू

४.५
४७ समीक्षाहरू

यो इ-पुस्तकको मूल्याङ्कन गर्नुहोस्

हामीलाई आफ्नो धारणा बताउनुहोस्।

जानकारी पढ्दै

स्मार्टफोन तथा ट्याबलेटहरू
AndroidiPad/iPhone का लागि Google Play किताब एप को इन्स्टल गर्नुहोस्। यो तपाईंको खातासॅंग स्वतः सिंक हुन्छ र तपाईं अनलाइन वा अफलाइन जहाँ भए पनि अध्ययन गर्न दिन्छ।
ल्यापटप तथा कम्प्युटरहरू
तपाईं Google Play मा खरिद गरिएको अडियोबुक आफ्नो कम्प्युटरको वेब ब्राउजर प्रयोग गरेर सुन्न सक्नुहुन्छ।
eReaders र अन्य उपकरणहरू
Kobo eReaders जस्ता e-ink डिभाइसहरूमा फाइल पढ्न तपाईंले फाइल डाउनलोड गरेर उक्त फाइल आफ्नो डिभाइसमा ट्रान्स्फर गर्नु पर्ने हुन्छ। ती फाइलहरू पढ्न मिल्ने इबुक रिडरहरूमा ती फाइलहरू ट्रान्स्फर गर्नेसम्बन्धी विस्तृत निर्देशनहरू प्राप्त गर्न मद्दत केन्द्र मा जानुहोस्।