Melengkapi seluruh paparan tersebut, saya mencoba menghadirkan contoh kasus produksi program dokumenter untuk industri media televisi, beserta naskah program dokumenter sebagai nyawa kreativitas dalam produksi program dokumenter.
“Seperti dikatakan Prof. Dr. Toynbe bahwa minoritas kreatiflah yang mampu mencipta peradaban. Saya pikir saudara Syaiful Halim adalah satu dari manusia kreatif Indonesia yang mampu membawa kita bertamasya ke masa silam, bercengkerama dengan alam Indonesia, dan menyapa peradaban megalitik di komunitas adat terpencil di Nusantara yang sesungguhnya menggambarkan tentang kebesaran sejarah dan budaya Indonesia. Lewat film-film dokumenter yang dibuatnya, kita bisa melihat sebuah karya kebudayaan yang tetap aktual untuk dibaca dan disaksikan dari satu generasi ke generasi yang lain, dari satu masa ke masa yang lain.”
Prof. Dr. A. Nurhayati Rahman, M.Hum
Guru Besar Universitas Hasanuddin Makassar dan Filolog Bugis Kuno
“Kalau mau maju, Indonesia tidak bisa lepas dari buku. Bahkan di era gedget ini pun, buku masih bisa untuk mengubah dunia.”
Sumita Tobing, Ph.D
Broadcaster dan Jurnalis Senior
“Karya film dokumenter akan terus menjelajah dan berevolusi dalam ruang-ruang media angka digital, menembus mata publik tanpa dibatasi teknologi, sensor dan distorsi peradaban. Pada saat itulah, pemahaman akan mitos-mitos produksi menjadi penting, agar filosofi dan jiwa dokumenter tidak salah arah. Selamat Mas Syaiful Halim, salut! Thanks sudah terus mengedukasi literasi media publik.”
Nara Tama
Produser/Sutradara/Jurnalis
Buku Dokumenter Televisi: Mitos-mitos Produksi Program Dokumenter dan Film Dokumenter ditulis oleh syaiful HALIM (penulis, filmmaker, jurnalis, dosen senior, periset, dan konsultan media). Selain mengajar di Universitas Esa Unggul Jakarta, ia juga giat melakukan kegiatan produksi, ekshibisi, dan pengembangan SDM perfilman, bersama mahasiswa-mahasiswa binaannya yang tergabung dalam Komunitas M-DOCS.
Syaiful Halim. Lahir di Jakarta, ia menuntaskan jenjang S-1 di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta dan menuntaskan jenjang S-2 di Magister Komunikasi Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta. Pernah bekerja sebagai jurnalis di sebuah tabloid wanita di Jakarta; sebagai copywriter di sebuah perusahaan multinasional di Jakarta; dan sebagai jurnalis televisi di stasiun televisi swasta nasional selama hampir 20 tahun. Sejak 2009, ia mulai berkiprah di dunia pendidikan. Saat ini ia merupakan dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya Tangerang.
Di luar kesibukannya sebagai pendidik, ia juga giat menggelar kegiatan eksibisi, pengembangan SDM perfilman, dan produksi film dokumenter bersama anak-anak binaannya yang tergabung dalam Komunitas M-DOCS.
Salah satu film karyanya, Mendadak Caleg, meraih Piala Citra pada Festival Film Indonesia 2015. Selain itu, ia juga giat menulis buku terkait masalah jurnalistik, media, dan film dokumenter. Beberapa buku yang telah diterbitkan, di antaranya: Postkomodifikasi Media: Analisis Media Televisi dengan Teori Kritis dan Cultural Studies (2013); Dasar-dasar Jurnalistik Televisi:
Panduan Praktis Memahami Teknik-Teknik Reportase dan Menulis Naskah Berita untuk Media Televisi (2015); dan Semiotika Dokumenter: Membongkar Dekonstruksi Mitos dalam Media Dokumenter (2017).