Buku hadis qudsi ini merupakan karya ulama terkemua Al-Azhar yang digelari sebagai imam para dai. Buku ini menuntun kita untuk memahami kewajiban manusia sebagai Allah. Buku ini mampu membimbing kita untuk mempertebal keimanan, mencapai puncak ketakwaan, dan memantaskan diri agar termasuk golongan para kekasih Allah.
Tiada tempat yang pantas bagi para kekasih Allah, kecuali surga abadi yang di dalamnya terdapat banyak istana, taman, buah-buahan, hidangan, sungai susu, sungai madu, bahkan sungai khamar. Semua penduduk surga bebas menikmati semua hal itu. Namun kenikmatan tersebut tidaklah seberapa dibandingkan dengan puncak kenikmatan di surga, yakni kenikmatan melihat langsung Zat Allah Swt. Semoga kita termasuk golongan yang yang mendapatkan kenikmatan tersebut. Amiin.
Syaikh Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rawi lahir pada 16 April 1911 M di Desa Daqadus, Distrik Mith Ghamr, Provinsi Daqahlia, Republik Arab Mesir. Pada 11 tahun, ia sudah hafal Al-Qur’an. Sejak kecil, ia selalu dipanggil oleh orangtuanya dengan panggilan “Syaikh Al-Amin” (yang amanah).
Asy-Sya’rawi adalah salah satu ulama terkemuka masa kini. Ia memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan masalah agama dengan mudah dan sederhana dalam karya-karyanya. Karya-karyanya sangat familiar di tengah-tengah masyarakat muslim, baik karya asli maupun terjemahan.
Beliau juga memiliki usaha yang luar biasa dalam bidang dakwah Islam. Lisannya yang fasih dan metodenya yang bagus dan mudah dalam menafsirkan Al-Qur’an mudah dicerna oleh berbagai lapisan umat Islam, baik di Mesir maupun di berbagai penjuru dunia, sehingga ia diberi gelar Imam Ad-Du’at (Imam para dai) oleh rekan sejawat sesama ulama di Mesir. Tak hanya itu, beliau juga dijuluki Mujaddid Abad 20 oleh para pecinta beliau.