Dalam konteks keterkaitannya dengan kitab ini, juga kitab-kitab beliau yang lain yang berjumlah sekitar likuran, pengalaman-pengalaman spiritual mendahului ungkapan dan penulisan. Inilah yang betul-betul ideal. Sehingga ketika kita menggunakan lidah ruhani di saat membaca kitab-kitab beliau, pastilah kita merasakan bahwa medan spiritual yang sedang kita susuri sungguh sangat kuyup dengan bayang-bayang tajalli Ilahi.
Membaca lembar demi lembar kitab ini, pastilah tidak memadai jika kita hanya menggunakan perangkat internal yang berupa ketajaman paradigmatik secara rasional di dalam melahapnya. Sebab, jika hanya demikian, sangat sulit untuk dibayangkan bahwa kita akan mendapatkan koneksi spiritual yang menghubungkan antara kita dengan kedalaman samudra ruhani beliau.