TERJEMAH SYARHUSSUNNAH BARBAHARI

· WAFI MARZUQI AMMAR PRESS
5,0
27 recensións
Libro electrónico
380
Páxinas
As valoracións e as recensións non están verificadas  Máis información

Acerca deste libro electrónico

Mukaddimah

 

Segala puji hanya bagi Allah I Rabb alam semesta. Hanya kepadaNya kita beribadah. Hanya kepadaNya kita mengagungkan dan mentaati.

Shalawat beriring salam semoga senantiasa tersampaikan kepada Rasulullah e, satu-satunya manusia yang dijadikan panutan dalam ibadah kepada Allah. Melalui beliau kita bisa memahami Al-Quran dan mengerjakan ibadah dengan benar.

Amma ba’du:

Di hadapan pembaca ini adalah terjemah kitab syarhussunnah, karya salah seorang ulama’ Hambali yang bernama Abu Muhammad bin Hasan bin Ali bin Khalaf Al-Barbahari r. Atau biasa dikenal dengan sebutan Al-Barbahari.

Nama “Al-Barbahari” adalah nisbat kepada nama akar-akaran yang biasa digunakan obat yang didatangkan dari India. Beliau meninggal pada tahun 329 H, termasuk ulama’ abad ketiga dan keempat hijriyah.

Beliau menamai bukunya ini dengan “Syarhussunnah”. Sunnah adalah apa pun yang datang dari Rasulullah e berupa wahyu dari Allah ta’ala.

Sunnah merupakan wahyu kedua setelah Al-Quran. Ia meliputi pembahasan akidah dan pembahasan fikih. Sunnah inilah yang menafsirkan dan menjelaskan Al-Quran. Tanpa Sunnah, manusia tidak bisa memahami Al-Quran.

Dalam Hadis sahih, Nabi e bersabda:

((أَلَا إِنِّيْ أُوْتِيْتُ الْقُرْآنَ وَمِثْلَهُ مَعَهُ))

“Ketahuilah! Aku diberi Al-Quran dan yang sepertinya secara bersama-sama.” Yakni Sunnah. Sehingga sunnah adalah wahyu kedua.

Allah juga berfirman:

{وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى * إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى} [النجم:3 - 4].

“Muhammad tidak berbicara atas dasar hawa nafsu. Yang dikatakannya tidak lain kecuali wahyu yang disampaikan padanya.” (QS. An-Najm: 3-4)

Sunnah menurut ulama’ akidah adalah lawan bid’ah. Sunnah menurut ulama’ Hadis adalah apa pun yang datang dari Nabi e berupa ucapan, perbuatan, ketetapan, dan sifat.

Sedangkan sunnah menurut ulama’ fikih adalah mandub dan mustahab. Yakni jika dikerjakan kita mendapat pahala, jika ditinggalkan kita tidak berdosa.

Namun maksud Al-Barbahari dengan sunnah di sini adalah apapun yang datang dari Rasulullah e berupa masalah akidah, iman, Surga, Neraka, dan masalah fikih.

Juga meliputi apa pun yang datang dari Nabi e berupa ucapan, perbuatan, atau ketetapan. Beliau menjelaskan dalam kitabnya ini:

"اَلسُّنَّةُ هِيَ الْإِسْلَامُ وَالْإِسْلَامُ هُوَ السُّنَّةُ"

“Sunnah adalah Islam dan Islam adalah sunnah.”

Maka yang dimaksudkan Al-Barbahari dengan sunnah di sini adalah seluruh syariat agama Islam. Beliau hendak menjelaskan kepada kita apa saja syariat dalam Islam ini.

Allah I berfirman:

{وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا} [الحشر:7].

“Apa saja yang dibawa Rasulullah e kepada kalian maka ambillah dan apa saja yang beliau melarang kalian darinya maka tinggalkan.” (QS. Al-Hasyr: 7)

Dalam Sahih Al-Bukhari, dari Abdullah bin Mas’ud t, didatangi seorang wanita. Sebelumnya Ibnu Mas’ud t mengatakan:

((لَعَنَ اللهُ النَّامِصَةَ وَالْمُتَنَمِّصَةَ، وَمَا لِيَ لَا أَلْعَنُ مَنْ لَعَنَ اللهُ)).

“Allah melaknat wanita yang mencabut alis dan yang meminta agar dicabut alisnya. Mengapa aku tidak melaknat orang yang dilaknat oleh Allah?!”

Maka datang seorang wanita dan berkata: “Wahai Ibnu Mas’ud! Anda mengatakan bahwa Allah melaknat dalam Al-Quran, wanita yang mencukur alisnya. Tapi saya membaca Al-Quran mulai awal hingga akhir dan tidak menemukan apa yang Anda katakan.”

Abdullah bin Mas’ud t berkata:

إِنْ كُنْتِ قَرَأْتِهِ فَقَدْ وَجَدْتِهِ، أَمَا تَقْرَئِيْنَ قَوْلَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ: {وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا} [الحشر:7]، وَقَالَ سُبْحَانَهُ: {قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ} [النور:54].

Jika Anda memang membaca Al-Quran pasti anda sudah menemukannya. Tidakkah Anda membaca firman Allah: “Apa saja yang dibawa Rasul kepada kalian maka ambillah. Dan apa saja yang dia larang dari kalian maka tinggalkan.” (QS. Al-Hasyr: 7) , Allah juga berfirman: “Katakan: Taatilah Allah dan taatilah Rasulullah e.” (QS. An-Nuur: 54)

Barangsiapa mengingkari sunnah, meyakini kita tidak perlu mengamalkan sunnah, atau tidak butuh kepadanya maka kafir terhadap ijmak kaum muslimin.

Para ulama’ telah menjelaskan bahwa sunnah-lah yang menjelaskan Al-Quran. Al-Quran sifatnya umum dan global. Maka sunnah yang mengkhususkan dan menjelaskan secara terperinci.

Misalnya: Dalam Al-Quran hanya terdapat perintah tentang kewajiban shalat. Tapi tidak dijelaskan bahwa shalat ada lima waktu dalam sehari semalam.

Al-Quran juga tidak menjelaskan berapa jumlah rakaat shalat dhuhur, berapa jumlah rakaat shalat ashar, berapa jumlah rakaat shalat maghrib, demikian pula berapa jumlah rakaat shalat isyak dan subuh.

Dalam Al-Quran, Allah juga mewajibkan zakat. Tapi dalam Al-Quran tidak disebutkan syarat-syarat wajib zakat seperti nisab dan haul.

Dalam Al-Quran terdapat perintah haji. Tapi tidak diperinci bagaimana tata cara mengerjakan manasik haji. Tidak ada penjelasan dalam Al-Quran bahwa orang haji harus wukuf di Arafah pada tanggal sembilan, harus mabit di Muzdalifah, Mina, dan harus melempar jumrah.

Barangsiapa berkeyakinan bahwa kita tidak perlu sunnah maka ia tidak mempunyai agama. Karena itu para ulama’ menyusun kitab-kitab akidah, kitab-kitab yang membahas iman, dan mereka menamai kitab-kitab itu dengan As-Sunnah.

Sebagaimana imam Ahmad yang mengarang kitab As-Sunnah. Putranya Abdullah, juga mengarang kitab dan diberi nama As-Sunnah. Demikian pula As-Sunnah karya ibnu Abi Ashim. Juga kitab Syarah As-Sunnah yang ditulis oleh Al-Barbahari ini.

Kami berharap kepada Allah I, semoga buku ini menjadi pahala jariyah yang terus mengalir bagi kami selamanya. Karena Nabi r bersabda:

((إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ))

"Di antara perkara yang diikutkan kepada seorang mukmin dari amal dan kebaikannya setelah mati adalah ilmu yang dia ajar dan sebarkan." (Sahih Ibnu Khuzaimah, no. 2490)

Kami sadar, kami tidak memiliki ilmu yang mumpuni dalam masalah ini. Tapi kami mengharap semoga dengan tulisan ini Allah I menjadikan untuk kami pahala yang terus mengalir tanpa batasan.

Buku ini tidak luput dari kekurangan dan masih sangat butuh penyempurnaan. Karena yang Maha sempurna hanyalah Allah I. Karya manusia tentu mengikuti ketidakmaksumannya. Karena itu kami mengucapkan seperti perkataan penyair:

إِنْ تَجِدْ عَيْبًا فَسُدَّ الْخَلَلَا         جَلَّ مَنْ لَا عَيْبَ فِيْهِ وَعَلَا

"Jika Anda mendapatkan kekurangan maka sempurnakan kekurangan tersebut.

Hanya Allah yang Maha agung dan Maha tinggi yang tidak memiliki kekurangan."

Kami juga menggambarkan kecilnya karya ini dengan perkataan penyair:

لَوْ أَنَّ كُلَّ يَسِيْرٍ رُدَّ مُحْتَقَرًا ## لَمْ يَقْبَلِ اللَّهُ يَوْمًا لِلْوَرَى عَمَلًا








 

 

 




Valoracións e recensións

5,0
27 recensións

Acerca do autor

Wafi bin Marzuqi bin Ammar bin Faqih bin Abdul Jabbar Maskumambang. Dilahirkan di Maskumambang, Gresik Jawa Timur.

Pendidikan pertamanya di madrasah Ibtidaiyah Pondok Pesantren Maskumambang Dukun Gresik, Madrasah Tsanawiyah di Pondok Pesantren Maskumambang, dan Madrasah Aliyah Khusus di Pondok Pesantren Maskumambang.

Tahun 1997 melanjutkan pendidikannya di Lembaga Ilmu Pendidikan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta, cabang Universitas Imam Muhammad bin Sa’ud Riyadh di qisim i’dad lughawi. Kuliah khusus bahasa Arab.

Kemudian melanjutkan ke Islamic University in Madinah pada tahun 1999 pada fakultas Hadis dan lulus pada tahun 2003 menyandang gelar Lc, dengan nilai Jayyid Jiddan.

Pada tahun 2004 menjadi pengajar/dosen di Ma’had Umar bin Al-Khattab Surabaya (kampus III UMSIDA) dan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (kampus I UMSIDA) sampai tahun 2017.

Pada tahun 2009 mengambil gelar Magister Pendidikan Islam dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dengan nilai (A-) pada thesisnya yang berjudul: "Metode Pendidikan Islam Pada Zaman Nabi Muhammad SAW."

Penulis mengambil S2 lagi pada Al-Madinah International University Malaysia, mengambil spesialisasi Ilmu Hadis cabang fiqhussunnah di fakultas Al-Ulum Al-Islamiyah. Yang bersangkutan mengambil gelar MA dengan judul Thesis:

"اَلنَّسْخُ فِي السُّنَّةِ وَأَثُرُهُ فِي الْفِقْهِ الْإِسْلَامِيِّ، دِرَاسَةٌ تَطْبِيْقِيَّةٌ عَلَى كِتَابِ الطَّهَارَةِ مِنَ الْكُتُبِ السِّتَّةِ"

"An-Naskhu fi Al-Sunnah wa Atsaruh fi Al-Fiqh Al-Islami, dirasah tathbiiqiyyah ala kitab At-Thahaarah min Al-Kutub Al-Sittah"

Dan mendapat nilai Mumtaz.

Pada tahun 2016 penulis meraih gelar PhD dari Al-Madinah International University dengan judul disertasi:

"مَرْوِيَّاتُ الْفِتَنِ فِي الْكُتُبِ السِّتَّةِ، مَا وَقَعَ مِنْهَا وَمَا لَمْ يَقَعْ، جَمْعٌ وَتَخْرِيْجٌ وَدِرَاسَةٌ"

"Marwiyyaat Al-Fitan Fi Al-Kutub As-Sittah, Ma Waqa'a minha wamaa lam yaqa', Jama' wa Takhriij wa Diraasah. "

Sejak 2005 penulis menjadi penerjemah resmi Pustaka eLBA Surabaya sampai tahun 2017, setelah itu menjadi penulis bebas untuk pustaka eLBA maupun lainnya sampai sekarang.

Buku-buku terjemahannya yang sudah diterbitkan adalah: Berobat dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah, 100 Nasihat emas Imam Malik kepada Khalifah Harun Ar-Rasyid, fatwa-fatwa seputar Jenazah, fatwa-fatwa untuk Muallaf, kisah kota Makkah, Rahasia Istana Surga, Misteri kedahsyatan Neraka, Syarah Hisnul Muslim, untukmu wanita karir, 4 wanita terbaik dunia akhirat, berjuta berkah karena sedekah, Syarah Al-Lu’lu’ wa Al-Marjan, Belajar Ruqyah Mandiri dan menjadi praktisi ruqyah, serta masih banyak lainnya. Buku-buku tersebut diterbitkan oleh pustaka eLBA Surabaya, pustaka Yassir Surabaya, dan Sukses Publishing Bekasi.

Penulis pernah menjadi pembicara pada dialog Al-Hadis, setiap hari Selasa jam 19:00 di Radio Suara Muslim Surabaya, Shams FM 93,8 mulai tahun 2011 sampai dengan 2017.

Sekarang Menjadi dosen LIPIA Surabaya, pengajar di Universitas Muhammadiyah Surabaya, fakultas Agama Islam, jurusan Ahwal Syahsiyah., penulis berbagai buku, narasumber berbagai seminar, Penanggung jawab Syariah Kuttab Al-Fatih Sidoarjo, dan Koordinator guru agama Yayasan Perguruan Al-Irsyad Surabaya.


Valora este libro electrónico

Dános a túa opinión.

Información de lectura

Smartphones e tabletas
Instala a aplicación Google Play Libros para Android e iPad/iPhone. Sincronízase automaticamente coa túa conta e permíteche ler contido en liña ou sen conexión desde calquera lugar.
Portátiles e ordenadores de escritorio
Podes escoitar os audiolibros comprados en Google Play a través do navegador web do ordenador.
Lectores de libros electrónicos e outros dispositivos
Para ler contido en dispositivos de tinta electrónica, como os lectores de libros electrónicos Kobo, é necesario descargar un ficheiro e transferilo ao dispositivo. Sigue as instrucións detalladas do Centro de Axuda para transferir ficheiros a lectores electrónicos admitidos.