Banyak pendidik, politisi, orangtua, dan bahkan para siswa selama ini menganggap tujuan pendidikan adalah agar siswa lulus ujian dan memperoleh nilai yang baik. Namun, benarkah jika sekolah-sekolah terus berfokus pada nilai? Lalu, bagaimanakah sekolah yang baik itu?
Untuk mewujudkan sekolah terbaik, Thomas Armstrong mendesak para pendidik untuk meninggalkan definisi sempit tentang pendidikan dengan menghadirkan Wacana Perkembangan Manusia. Dalam The Best Schools, Armstrong menyoroti contoh-contoh program pendidikan yang memerhatikan beragam perbedaan yang terdapat di dunia fisik, emosi, kognitif, dan spiritual siswa, yaitu dengan:
- menekankan kegiatan bermain untuk pendidikan usia dini dan TK;
- mempelajari alam semesta bagi siswa SD;
- memerhatikan pubertas dan pembelajaran sosial, emosional, dan metakognitif untuk remaja di SMP; dan
- mempersiapkan siswa untuk hidup mandiri di dunia nyata dengan mentoring, magang, dan pendidikan kooperatif bagi siswa SMU.
Dengan mengingat kembali pemikiran Montessori, Piaget, Freud, Steiner, Erikson, Dewey, Elkind, Gardner, The Best Schools akan membantu pendidik memberdayakan siswa untuk meraih potensi sejatinya, menginspirasi setiap siswa dan remaja menggali gairah belajarnya, dan menghargai keunikan setiap individu. [Mizan]