Adalah tidak gampang untuk menyadari kehadiran Tuhan dalam setiap jejak langkah sejarah kehidupan kita. Dari pengalaman, adalah lebih mudah bagi kebanyakan orang untuk menerima pengalaman enak, peristiwa menyenangkan, kisah manis dalam kehidupan sebagai bukti cinta Tuhan. Dan memang adalah tidak gampang untuk menerima pengalaman tidak enak, peristiwa getir dan kisah pahit dalam jalan hidup ini sebagai wujud nyata kasih Allah. Namun, sungguh sangat tepat ungkapan ini: “Yang pahit, jangan cepat dimuntahkan; yang manis, jangan cepat ditelan”. Orang membutuhkan waktu untuk memaknai setiap peristiwa kehidupan. Orang memerlukan waktu untuk hening dan refleksi sejenak tentang pelbagai peristiwa hidup. Dengan cara seperti itu, pelan tapi pasti orang akan menemukan nilai indah di tengah keping-keping pengalaman kehidupan ini. Orang akan mendapatkan mutiara berharga di antara rentetan peristiwa. Orang akan merasakan betapa nikmat dan sedapnya cinta Tuhan yang selalu menuntun umat-Nya dengan cara-Nya yang tak terduga. Threes Emir dalam bukunya ”Mengapa Saya (Tetap) Katolik”, boleh merangkai kata-kata yang tentu berasal dari refleksi mengenai tapak-tapak kehidupannya.