perkembangan pemikiran dan wacana Islam di Nusantara.
Bagaimana metode penyebaran pemikiran, yang awalnya hanya
lewat ruang kelas, disampaikan oleh guru kepada peserta didik
melalui ruang-ruang kelas dan bersifat tatap muka, kini telah
mengalami perkembangan terbaru, yang tidak hanya tetap
mempertahankan cara-cara pengajaran tradisonal seperti di atas,
namun dikombinasikan dengan cara modern, yaitu sistem
pengajaran melalui media baru.
Sistem pengajaran melalui media baru, membutuhkan pola
pengajaran yang dinamis, karena terus mengalami perubahan,
seiring mengikuti pertumbuhan media baru yang terus meningkat,
namun tidak diiringi dengan kepahaman pendidik untuk memahami
kearah mana media baru terus bertumbuh. Oleh karena itu, terjadi
pro kontra dalam mengiring wacana pemikiran Islam yang tumbuh
pesat, dengan berbagai varian pemikirannya, di bumi Indonesia ini.
Sebagaimana kita ketahui, penduduk Indonesia mayoritas beragama
Islam, dan tumbuh pula bermacam organisasi Islam dengan
berbagai ciri khasnya masing-masing.
Ciri khas yang dimiliki organisasi Islam tersebut, juga ditopang
dengan sistem pengajaran yang bertujuan untuk mentansfer
pengetahuan ke-Islaman berdasarkan ciri khas tersebut. Dengan
kehadiran media baru, sistem pengajaran tersebut juga ikut masuk,
dengan memanfaatkan media baru sebagai sarana pengajaran,
sekaligus memperluas penyebaran wacana pemikiran. Namun
karena adanya perbedaan yang menjadi ciri khas dari masingmasing,
banyak
pro
dan
kontra
yang
terjadi
dari
wacana
pemikiran
tersebut.
Permasalahan muncul, karena sifat media baru yang
terbuka dan dapat diakses siapa pun, menjadikan pro dan kontra
tersebut, seperti arena perang, di mana ada pihak yang melawan, dan menyerang pemikiran yang berseberangan, sekaligus
mempertahakan pemikiran sendiri.
Buku ini menulis mengenai perang pemikiran mengenai ide
Islam Nusantara. Ide Islam Nusantara merupakan ide yang
dilahirkan dari prodi Islam Nusantara di STAINU Jakarta, kemudian
menjadi wacana kepada publik, karena diangkat menjadi tema besar
Muktamar NU ke-33. Sebelum menjadi tema muktamar, dalam
kongres alim ulama NU, ide Islam Nusantara ini sudah muncul, dan
mendapat dukungan dari Presiden Jokowi. Selain itu dalam teksteks
di web resmi NU, juga memproduksi banyak teks yang
menjelaskan Islam Nusantara. Dalam media baru, teks tersebut
dibaca banyak masyarakat dan tokoh organisasi Islam lain. Dalam
pemikiran mereka, ada penjelasan mengenai Islam Nusantara dalam
teks tersebut, bertentangan dengan pemikiran yang menjadi ciri
khas mereka. Timbulah reaksi untuk membalas teks tersebut
dengan teks lain, yang merupakan ciri khas organisasi Islam
masing-masing. Diantara sekian banyak, organisasi Islam di
Indonesia, HTI adalah organisasi yang bereaksi kontra terhadap
Islam Nusantara dalam web resmi mereka, dan melawannya dalam
bentuk teks pula.
Atas dasar tersebut, penulis mencoba untuk memberikan
gambaran dalam buku ini, bahwa ciri khas dari masing-masing
organisasi Islam, memberikan perbedaan terhadap cara pandang
dan tindak tutur di media baru. Untuk mendapatkan gambaran
tersebut, penulis mengumpulkan data dari web resmi NU dan HTI
dalam rentang waktu yang dalam tataran wacana melahirkan
perang retorika. Di mana perang retorika itu sebagai dinamika
proses perjalanan organisasi Islam di Indonesia, yang ikut
mengambarkan cermin dari kebudayaan Indonesia, yang
menjunjung kalimat bhineka tunggal ika (berbeda-beda tapi tetap
satu jua). Insyaallah.
Dini Safitri
Dini Safitri, lahir di Pariaman, 6 Febuari 1984. Menumpuh
pendidikan S-1 Jurnalistik Fikom Unpad (2002-2006), S-2 Ilmu
Komunikasi UI (2007-2009), S-3 Ilmu komunikasi UI (2013-2016).
Saat ini berprofesi sebagai ASN Dosen S-1 Ilmu Komunikasi UNJ.
Sejak kuliah S-3, mulai aktif menulis di sejumlah jurnal dan
prosiding, baik dalam skala nasional dan internasional. Memiliki
Scopus ID 56958480300 dengan link orcid id: http://orcid.org/
0000-0001-8310-5059. Berikut ini link di mana terdapat sejumlah
tulisan ilmiah yang dapat diunduh: https://www.researchgate.net/
profile/Dini_Safitri2, atau https://kompasiana.academia.
safitri. Selain menulis ilmiah, Dini juga aktif menulis popular, Anda
dapat menemukan tulisannya di link blog: https://daffayusya.word
press.com/publikasi/.