Kini, tidak hanya fisik Restiana yang semakin rapuh akibat serangan stroke, tetapi juga hatinya telah repih menghadapi kenyataan bahwa ia telah "dibuang" oleh anak kandungnya sendiri. Anak yang telah ia besarkan dengan darah dan air mata, tetapi membalasnya dengan perlakuan seperti ini.
Apa salah Restiana? Mengapa di saat ia telah tua dan rapuh, di saat ia semakin butuh perhatian dan kasih sayang dari anak-anaknya, ia malah mendapat perlakuan seperti ini? Novel ini berkisah tentang cinta dan kasih seorang ibu yang tulus kepada anak-anaknya. Meskipun balasan dari anak-anaknya sama sekali bertolak belakang atas apa yang telah ibunya berikan...
-WahyuQolbu-