lima puluh enam tahun yang lalu gagasan brilian tentang konsep pemasyarakatan lahir. Dalam buku Sejarah Pemasyarakatan (1983) ada dua peristiwa yang menjadi pemicu lahirnya konsep besar ini. Pertama terjadi pada tanggal 5 Juli 1963, yakni pidato penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa kepada Sahardjo, Menteri Kehakiman yang merangkap Menko Hukum dan Dalam Negeri. Kedua, dimulainya Konferensi Nasional Kepenjaraan di Lembang Bandung pada tanggal 27 April 1964.
Naskah berjudul Pohon Beringin Pengayoman setebal 23 halaman yang disampaikan Sahardjo tersebut, berhasil mengubah sistem kepenjaraan yang sudah berlangsung sejak 1872 menjadi pemasyarakatan. Maka, sejak saat itu sebagaimana disampaikan Sahardjo, dari pengayoman itu nyata bahwa menjatuhi pidana bukanlah tindakan balas dendam Negara.
Tujuan pemidanaan kemudian diformulasikan menjadi: “Di samping menimbulkan rasa derita pada terpidana karena dihilangkannya kemerdekaan bergerak, membimbing terpidana agar bertobat, mendidik agar ia menjadi seorang anggota masyarakat sosialis Indonesia yang berguna.”
Pemikiran Sahardjo tidak hanya berlaku pada saat itu, namun tetap aktual hingga saat ini. Adapun kumpulan tulisan ini (Kapita Selekta) tentang Pemasyarakatan adalah upaya untuk mengejawantahkan gagasan besar Sahardjo tersebut. Bahwa buah pemikiran tentang pemasyarakatan telah melampaui zamannya.
Ada tiga pakem yang disampaikan oleh Sahardjo dalam memperlakukan narapidana yaitu, tiap orang adalah manusia dan harus diperlakukan sebagai manusia, meskipun ia telah tersesat; tiap orang adalah makhluk kemasyarakatan; dan narapidana hanya dijatuhi pidana hilang kemerdekaan bergerak. Menjadi acuan dalam penulisan buku ini.
Pada akhirnya, kami menyadari bahwa setiap usaha yang dilakukan untuk mengkaji sebuah pemikiran tidak akan pernah berhenti pada periode waktu tertentu. Pun halnya demikian, upaya dalam pengkajian tidak bisa dilepaskan dari sebuah kesalahan analisa. Maka, kami sangat menerima semua bentuk kritik yang membangun dari pembaca.
Selamat memperingati 56 tahun Pemasyarakatan.
Hormat Kami
Tim Penulis
Wahyu Saefudin lahir di Banyumas, 3 Mei 1992. Ia menyelesaikan pendidikan S-1 dalam bidang Psikologi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Saat ini penulis bekerja sebagai Pembimbing Kemasyarakatan di Bapas Kelas II Pontianak. Penulis juga aktif sebagai Ketua Kompartemen Keanggotaan dan Keorganisasian di Himpunan Psikologi Indonesia Kelimantan Barat dan Sekretaris Ikatan Pembimbing Kemasyarakatan Indonesia Wilayah Kalimantan Barat.