POLA PEMBELAJARAN
yang Efektif dari Rumah
Penulis: Wijaya Kusumah, dkk.
Daftar Nama Penulis
1. Wijaya Kusumah
2. Ahmad Rifai
3. Heronimus Bani
4. Fitran Sari
5. Usman Alamsyah
6. Endah Winarsih
7. Hamdani
8. Yeni Khomaria
9. Grefer E. D. Pollo
10. Rahmi Wilandari
11. I Gusti Lanang Gede P. A
12. Nanda Candra Kirana
13. Abdul Majid Hariadi
14. Eva Hariyati Israel
15. Edi Syahputra
16. Ditta Widya Utami
17. Yulius Roma Patandean
18. Safitri Yuhdiyanti
19. Mudafiatun Isriyah
20. Ivo Fauziah
21. Astuti Triasmani
22. Isminatun
23. Trini Eko Dewi
24. Aniihsan
25. Rosiana Febriyanti
26. Noralia Purwa Yunita
27. Muhammad Said
28. Abdul Aziz Muslim
29. Yolis Y. A. Djami
30. Lusia Wijatun
31. Simon Anunu
32. Rahmawati Taufik
33. Rasita
34. Fatimah
35. Supyanto
36. Siti Fatimah
37. Hamam Nasirudin
38. Tini Andriani
39. Ridwan Nurhadi
40. Ratna Jumpa
41. Bernad Thino Kalua
42. Sri Budi Handayani
43. Sumarjiyati
44. Rs Nurhasanah
45. Cikgu Tere
46. Yulius Roma Patandean
47. Dedi Dwigatama
48. Mukminin
ISBN: 978-623-6510-00-1
Penghimpun: Wijaya Kusumah
Editor: Angga dan Hati Nurahayu
Layout+Cover (Aplikasi Canva): Hati Nurahayu
Penerbit: Tata Akbar
Redaksi :
Komp. Bumi Parahyangan Kencana
Blok E 12/21 RT 02 RW 13
Ds. Ciluncat kec. Cangkuang Kabupaten Bandung.
Tel. 081282180370
Email.: [email protected]
Cetakan Pertama, September 2020
Ukuran : 14 X 21 cm
Tebal: xxiii + 291 halaman
Anggota IKAPI : No. 351/JBA/2020
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan
dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit.
Percetakan: POLAR
PERSEMBAHAN KARYA
Buku ini didedikasikan untuk:
Para Guru Sang Pembelajar Sepanjang Hayat
Para Guru yang tergabung di PGRI
Para Guru Anggota Komunitas Guru TIK dan KKPI
Teman-teman pendidik yang tergabung di Komunitas Pendidik Indonesia AISEI
(Association of International-minded School Educators for Indonesia)
PENGANTAR
PENGHIMPUN
Guru Bolgger Indonesia
M
emangnya youtubers saja yang bisa berkolaborasi? Ternyata guru juga bisa. Seperti keberadaan buku ini adalah hasil kolaborasi dari 48 guru. Kolaborasi yang baik adalah yang lahir dari suatu kepedulian. Dalam hal ini, kepedulian untuk menemukan cara mengajar yang efektif.
Sekarang situasi di Indonesia sudah berubah, di mana semua proses belajar mengajar banyak dilakukan di rumah dan dari rumah. Ketertarikan anak pun berubah, menjadi semakin visual dan juga waktu fokus untuk berkonsentrasi mereka semakin pendek. Ini semua menjadi tantangan bagi para pendidik, khususnya para guru. Tantangannya adalah bagaimana memiliki cara mengajar yang efektif?
Di masa sebelum pandemi saja kebutuhan ini sudah terlihat. Kalau dari pengalaman saya, ada beberapa event di mana sebagian dari audiens yang hadir adalah guru, pertanyaan yang mereka ajukan menyiratkan hal ini. “Bagaimana membuat anak didik bisa terus menyimak? ... tidak bosan? ... tidak ngantuk?”. Ini berarti cara mengajar sebaiknya merupakan pembahasan yang dinamis, karena adanya perubahan pola berpikir yang dinamis dari setiap generasi anak.
Masalahnya area tersebut sepertinya kurang mendapat fasilitas, padahal kurikulum sekolah selalu berubah. Belum lagi perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan yang sangat cepat di berbagai bidang termasuk Pendidikan.
Oleh karenanya Saya bersyukur sekaligus senang atas inisiatif para guru yang terlibat dalam penulisan buku ini. Saya percaya buku ini akan memberikan kontribusi untuk menjawab kebutuhan untuk mendapatkan cara mengajar yang efektif.
Jakarta, Juli 2020
Wijaya Kusumah
SAMBUTAN
KETUA UMUM PENGURUS BESAR PGRI
P
embelajaran dapat terjadi kapan pun dan di manapun termasuk di rumah. Rumah adalah sekolah pertama bagi seorang anak. Para orang tua adalah guru pertama yang mengajari anak-anak mereka mengenal huruf, angka, warna, berjalan, berlari, berinteraksi dengan orang lain. Di samping itu, rumah juga sebagai tempat beristirahat, bermain dengan keluarga, dan bersosialisasi dengan tetangga.
Menghadapi pandemi Covid-19 ini, pembelajaran dilaksanakan di rumah. Salah satu dampaknya adalah para orang tua mulai merasakan kesulitan untuk mendidik anaknya. Wabah Covid-19 menjadi momentum bagi pendidikan untuk berinovasi dan berkreasi. Demi merespon anjuran pemerintah untuk beribadah, bekerja, dan belajar dari rumah, maka rumah menjadi tempat belajar yang sangat penting. Para orang tua wajib mengusahakan keadaan ini sesuai dengan kondisi rumahnya masing-masing.
Kita semua menyadari bahwa pendidikan sesungguhnya bukan sekedar transfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) melainkan sekaligus juga transfer nilai (transfer of value). Untuk itu, penanaman nilai-nilai Pendidikan Karakter, Olah Hati (Etika), Olah Rasa (Estetika), Olah Pikir (Literasi), dan Olah Raga (Kinestetika). Hal ini merupakan pilar penyangga demi tegaknya pendidikan di Indonesia. Pendidikan karakter ini tidak bisa hanya diperoleh dengan belajar browsing lewat internet. Bagaimanapun peranan guru yang tidak bisa digantikan oleh teknologi adalah mendidik sikap spiritual, sosial, dan keterampilan.
Menciptakan pola belajar efektif dari rumah adalah satu solusi cerdas yang digagas oleh PGRI. Saya menyambut baik apa yang telah dilakukan oleh kawan-kawan guru anggota PGRI yang tergabung dalam WA Group belajar menulis dan menerbitkan buku. Omjay dan kawan-kawan di Hari Pendidikan Nasional telah melaksanakan lomba blog dengan tema yang digagas oleh PGRI. Tulisan mereka sangat bagus sekali dijadikan buku. Sehingga bisa memberikan pengalaman nyata buat guru lainnya.
Semoga pandemi Covid-19 segera berakhir dan pembelajaran di sekolah bisa kembali seperti sediakala. Peserta didik bisa bermain, bersenda gurau, berkarya, bersosialisasi, gotong-royong, toleransi, mengekspresikan diri di tempat yang sebagaimanamestinya. Tidak semua pembelajaran online bisa menjangkau sampai daerah terpencil, terluar, dan terpelosok. Peristiwa pandemi Covid-19 bisa dijadikan pembelajaran serta refleksi diri di HARDIKNAS 2 Mei 2020.
Jakarta, Juli 2020
Prof. Unifah Rosyidi
SAMBUTAN
FOUNDER, CEO KOMUNITAS PENDIDIK INDONESIA AISEI
(Association of International-minded School Educators for Indonesia)
P
ertama-tama izinkan saya mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada semua yang telah membeli buku karangan 48 guru ini. Buku yang digarap dalam rangka hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2020, telah menginspirasi penulis yang berlatar belakang guru untuk menulis sekaligus merefleksikan pendidikan yang telah dialami. Buku ini akan mengisi kegamangan para guru di masa perubahan dari era pembelajaran di sekolah menuju pembelajaran dari rumah di masa pandemi Covid-19. Buku ini akan menjadi penguatan bagaimana proses pengajaran dan pendidikan yang seharusnya diterapkan.
Proses belajar mengajar jelas tidak hanya bisa dilakukan di sekolah, tetapi dapat dilakukan di mana saja. Proses belajar mengajar jelas tidak hanya bisa dilakukan oleh guru, tetapi dapat dilakukan siapa saja, seperti ungkapan Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara. Pada masa pandemi Covid-19 ini, kita semua membuktikan apa yang disampaikan Bapak Pendidikan kita. Hal yang dulu kita anggap mustahil, ternyata terjadi dan bisa diadaptasi oleh semua pihak.
Para guru yang menulis buku ini adalah pendidik yang sebenarnya. Guru yang selalu ingin belajar dan terus merefleksikan apa yang telah dikerjakan dan terus memperbaikinya untuk kemajuan pendidikan yang lebih baik. Penulis Heronimus Bani bercerita tentang refleksi beliau di kampung di tengah pandemi Covid-19 tentang pendidikan: Belajar Apa pada Hardiknas tahun 2020 ini? Penulis Nanda Candra Kirana menambahkan pentingnya dukungan berbagai pihak yang ditulisnya dalam buku ini dengan judul komunikasi aktif antara guru, siswa, dan orang tua.
Manfaatkan pengalaman para penulis yang telah dituangkan melalui buku ini sebagai pembelajaran yang berharga bagi para pembaca. Semoga goresan tulisan yang mereka bagikan dengan suka cita, menginspirasi para pembaca untuk lebih kreatif dalam proses pengajaran dan pembelajaran.
Terakhir dari saya, jika Anda seorang pendidik, buku ini akan membantu Anda menyadari pentingnya seorang guru untuk selalu belajar, berpikir kritis, dan kreatif serta mampu berkolaborasi.
Selamat terinspirasi oleh buku ini!
Jakarta, Juli 2020
Dr. Capri Anjaya, S.Pd., M.Hum.
Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd , Lahir di Jakarta, 28 Oktober 1972. Menyelesaikan pendidikan S1 di IKIP Jakarta pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (1990-1994). Telah menyelesaikan pendidikan S2 pada Program Studi Teknologi Pendidikan (TP) Pascasarjana UNJ (2007-2009) dan mulai tahun 2014 telah melanjutkan pendidikan ke S3 Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNJ. Mohon doanya cepat selesai dan mendapatkan gelar doktor pendidikan tahun 2020 ini.
Sejak 1992 hingga saat ini berkarier sebagai pengajar bidang studi TIK di SMP Labschool Jakarta. Semasa kuliah di IKIP Jakarta aktif di beberapa organisasi, yaitu: Ketua Umum HMJ Teknik Elektro FPTK IKIP Jakarta, Ketua HMI Komisariat FPTK IKIP JAKARTA, Ketua Musholla "Al Biruni" FPTK IKIP JAKARTA, Sekretaris Senat Mahasiswa FPTK IKIP JAKARTA, dan Ketua LP2TK IKIP JAKARTA Bidang Perangkat Lunak (1994-1996). Juga pernah menjadi Sekertaris Ikatan Remaja Masjid Al Iman Komplek TNI Jakatibening Indah Bekasi (1990).
Pengalaman organisasi lainnya adalah Sekretaris Alumni Elektro FT-UNJ (2006-2011), Kepala Humas Ikatan Pengembang Teknologi Pendidikan Indonesia (IPTPI) Pusat, Sekertaris jenderal Komunitas TIK dan KKPI (KOGTIK) DAN IKATAN GURU TIK PGRI, Penulis Teraktif Kompasiana.com, Penasehat Komunitas Blogger Bekasi, Mantan Pengurus Pusat Ikatan Guru Indonesia (IGI), Penasihat Ikatan Guru Indonesia (IGI) Wilayah Bekasi, Konsultan pendidikan di beberapa sekolah swasta, Pendiri Komunitas Sejuta Guru Ngeblog (KSGN), Founder Teacher Writing Camp (TWC), Founder Ikatan Profesi Guru Indonesia (IPGI), dan pernah menjadi Pembina Redaksi majalah ”Gema” SMP Labschool Jakarta, dana beberapa sekolah di Jakarta. Omjay banyak diundang menjadi narasumber untuk menjadi konten kreator di banyak sejolah dengan disain dan metote pembelajaran modern di era Revolusi Indutri 4.0.