Aku yang sedang membuka loker langsung menoleh. Ternyata Marisa teman satu kosan yang pamitan.
"Kok buru-buru banget. Katanya mau belanja dulu?" tegurku pada cewek dengan rambut sebahu itu.
"Ah gak jadi deh, hari ini aku ada janji dengan pacar aku," jawab Marisa dengan pipi yang merona.
"Pacar yang mana? Perasaan kamu kalo pulang gak ada yang menjemput," celetuk Rini teman aku yang lain. Kami semua adalah karyawan di sebuah distro. Dan toko kami biasa tutup pukul setengah enam sore, seperti sekarang ini.
"Pacar aku itu spesial, jadi gak boleh dipamerkan ke sembarang orang," sahut Marisa sambil menaikan dagunya.
Hal tersebut membuat Rini mencebikan bibirnya. Sedangkan aku hanya tersenyum saja.
"Udah ya aku jalan dulu," pamit Marisa kemudian. Gadis itu pura-pura memeluk aku dan Rini sebelum akhirnya berlalu meninggalkan ruang ganti ini.
"Aku kok kayak ngerasa Marisa menyembunyikan sesuatu deh sama kita," ujar Rini begitu bayangan Marisa tidak tampak lagi.
"Maksudnya?" tanyaku sambil menutup pintu loker dan menguncinya.