Dalam kondisi terjepit seperti ini, kebesaran gerakan mahasiswa bahkan mulai kehilangan kepercayaan dari mahasiswa sendiri. Munculnya gerakan-gerakan model komunitas yang tidak ribet, tapi punya impact yang nyata membuat pengaderan gerakan mahasiswa yang ideologis semakin tidak diminati.
Dalam kondisi seperti ini, apakah gerakan mahasiswa akan menemukan kembali jalan kontribusinya, atau justru menjadi nyaman berada dalam barisan khusus di istana? Kita tidak tahu. Mari membaca buku ini, agar gerakan mahasiswa tak takluk.
YUSUF MAULANA lahir di Cirebon pada 21 Mei 1978. Terlibat dalam dunia pergerakan Islam sejak duduk di bangku sekolah menengah. Keterlibatan mendalam dalam aktivisme terjadi tatkala menggapai hikmah berilmu di pendidikan tinggi di Yogyakarta. Menempuh pendidikan di Ilmu Sosial Politik UGM dan Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga (keduanya strata I, tidak tamat). Saat kuliah aktif di Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), dengan posisi formal terakhir sebagai ketua bidang Humas tingkat wilayah D.I. Yogyakarta (2000-2001). Setelah selesai duduk di periode kepengurusan, banyak terlibat di ruang-ruang diskusi bersama aktivis KAMMI.
Kian kerap interaksi dengan aktivis pergerakan beragam latar, hingga tertempalah kemampuan menggali cakrawala dan khazanah keumatan. Hasilnya direfleksikan dan dianalisis melalui koran. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di koran Kompas, Republika, Media Indonesia, Suara Pembaruan, Bernas, Radar Jogja, dan Kedaulatan Rakyat. Pada era digital, tulisannya bisa ditemui—terutama—di laman Republika Online.
Kecintaan dalam dunia literasi ditumbuh-kembangkan sejak aktif sebagai anggota KAMMI. Selain menulis artikel untuk media massa, turut pula menggerakkan pers gerakan di bawah KAMMI. Kecintaan pada literasi kian meruah pada tahun-tahun berikutnya sebagai hobi dan passion membela umat ataupun bangsa.
Senyampang mengelola perpustakaan pribadi untuk para aktivis bernama Samben Library, penulis aktif meruahkan gagasan berbentuk buku. Selain buku yang berada di tangan pembaca budiman ini, ada lebih dari 20 judul lainnya yang pernah diterbitkan, antara lain: Kalam Pencandu Buku (2021); Tokoh-tokoh Fenomenal Penggetar Nalar (2020); Abduh atau Wahhabi? (2020); Siasat Muslim Demokrat (2020); Seruan Bersatu (2020); Isyarat Pembidas Gelombang (2019); Buya Hamka: Ulama Umat Teladan Rakyat (2019); Berjamaah (lagi) walau Tak Serumah (2018); Seteru Berjamaah (2018); Panggilan Bersatu (2017); Nuun, Berjibaku Mencandu Buku (2017); Mufakat Firasat (2017); Konservatif Ilmiah (2016); Berjamaah walau Tak Serumah (2016); Aktivis Bingung Eksis (2015); Tong Kosong Indonesia Bunyinya (2014).
Saat ini, penulis tinggal di Dusun Samben, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penulis bisa dihubungi melalui [email protected] dan dengan akun media sosial (Facebook, Instagram, Twitter) @opiniym