Menulis Untuk Dibaca: Feature & Kolom

· Yayasan Pustaka Obor Indonesia
4.8
9 reviews
Ebook
259
Pages
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

Kemampuan menulis bukanlah bakat, melainkan keterampilan. Selain itu, juga tidak tepat jika dihubungkan dengan alasan faktor keturunan. Siapa saja dapat menjadi penulis. Syaratnya hanya satu, mulailah menulis! Itulah keunggulan para penulis yang terkenal dewasa ini. Mereka tidak akan dapat menulis jika dulu mereka tidak pernah memulainya. Ada proses yang harus dilalui. Sama halnya ketika bayi harus belajar merangkak terlebih dulu untuk dapat berjalan. Banyak orang menjadi terkenal─juga menjadi menteri─karena menulis. Seorang penulis tidak hanya penyampai aspirasi masyarakat, tetapi juga pemberi haluan bagi yang meyakini jalan pikirannya. Penulis─menurut banyak pakar─adalah pencari kebenaran setiap waktu melalui tulisan-tulisannya dan karena itu pulalah seorang penulis akan mempertahankan misinya sampai kapanpun. Jangan lupa, seorang penulis juga dapat menjadi kaya selain kaya ilmu. Buku Menulis untuk Dibaca ini memandu Anda untuk menjadi penulis feature dan kolom, yang membuka mata Anda bahwa menulis itu tidak sesulit yang dibayangkan. Kekayaan imajinasi membantu para pemula, wartawan, atau kaum profesional untuk menggarap alam terkembang ini menjadi lahan penulisan. Kehidupan ini adalah sumber penulisan. Setiap hari Anda berdekatan dengan objek tulisan, Anda hanya perlu membuka mata, telinga, rasa, dan pikiran untuk menjadikannya sebagai tulisan yang baru dan menarik.

Ratings and reviews

4.8
9 reviews
Linda Juliawanti
June 20, 2017
Buku terbaik mengenai jurnalistik dan penulisan yg pernah saya baca.
Did you find this helpful?

About the author

Zulhasril N Nasir adalah pengajar tetap pada Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, sejak 1978─setelah tiga tahun bekerja di Departemen Luar Negeri. Lahir di Bukittinggi, 15 November 1949 dan menghabiskan masa-masa sekolah di Minangkabau, lalu ia melanjutkan pendidikan di FISIP UI. Masa-masa mahasiswanya banyak dihabiskan di dunia kewartawanan umum dan di kampus. “Saya boleh disebut tidak menikmati kehidupan santai mahasiswa di kampus. Maklum, saya harus bekerja,” ujarnya suatu ketika. Namun demikian, enam media─tempat ia pernah bekerja─mati semua. Lima mati di beredel (Ekspres, Pemuda Indonesia, Salemba, Komunikasi Massa, dan Fokus) pada era rezim Soeharto dan satu mati (koran Jurnal Indonesia) dalam persaingan di era Reformasi. Di antara yang mati tragis dan aneh ialah surat kabar laboratorium Komunikasi Massa, FISIP UI, yang diberedel dalam penerbitan perdana. Pemberedelnya bukanlah Deppen tetapi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Daoed Jusuf. “Sampai mati takkan saya lupakan,” sambungnya. Setelah mengambil pendidikan demografi di Florida State University (1990) dan menyelesaikan pendidikan S2 di UI (1996), lalu ia menamatkan program Ph.D. di Universiti Sains Malaysia bidang Ilmu Komunikasi (2004). Lelaki yang merasa paling gagah di rumah ini─karena ketiga anaknya perempuan─telah menerbitkan buku Kuasa dan Harta Keluarga Cendana dan Tan Malaka dan Gerakan Kiri Minangkabau di Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Beberapa tulisannya dimuat di berbagai Jurnal Ilmu Komunikasi dan Sosial, serta Kompas dan Tempo. Zulhasril Nasir juga sebagai pendiri Pusat Tamadun Melayu Nusantara, Universitas Indonesia.


Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.