Terbatasnya ketersediaan buku teks yang membahas kasus-kasus yang terjadi di Indonesia sedikit banyak berpengaruh terhadap proses pengajaran dan pembelajaran di program studi Ilmu Administrasi Publik dan/atau Ilmu Administrasi Negara di Indonesia. Banyak dosen dan staf pengajar yang tanpa mereka sadari lebih banyak mengajarkan "American public administration", bukan ilmu administrasi publik yang relevan untuk menjawab problem yang terjadi di Indonesia. Konsep dan teori administrasi publik yang didiskusikan di kelas lebih banyak berasal dari negara-negara Barat, yang jika tidak dibaca dan dimanfaatkan secara kritis dapat menimbulkan problem baru. Fenomena administrasi publik umumnya terikat dengan ruang dan waktu. la dipengaruhi oleh budaya, sistem pemerintahan, sistem politik, dan kemajuan sosial ekonomi masyarakatnya. Penggunaan konsep dan teori yang berasal dari negara-negara maju di Barat untuk menjelaskan fenomena administrasi publik di lndonesia, jika tidak dilakukan secara hati-hati dan kritis dapat menghasilkan pemahaman yang keliru dan bias.
Dengan semangat itulah, buku ini mencoba membahas berbagai isu dan problem yang sekarang ini dihadapi oleh para akademisi dan praktisi administrasi publik, terutama terkait dengan problem praktikal yang sekarang ini dihadapi oleh pemerintah. Ada banyak problem yang sekarang ini dihadapi oleh pemerintah Indonesia dalam mentransformasi dirinya menjadi pemerintah berkinerja tinggi, di antaranya: hubungan antara pejabat politik dan pejabat karier, hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, penerapan birokrasi Weberian yang berlebihan, kualitas regulasi yang buruk, fragmentasi kelembagaan dan kekuasaan, dan kemitraan antara pemerintah dan swasta. Buku ini dirancang untuk mengembangkan konsep dan teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai problem tersebut. Dengan membahas problem dan isu kontemporer yang sekarang ini dihadapi oleh pemerintah, diharapkan buku ini dapat memberi kontribusi terhadap pengembangan teori administrasi publik kontemporer, yang relevan dan mampu memberi kontribusi terhadap penyelesaian masalah bangsa.
Agus Dwiyanto, Guru Besar di Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik (MKP), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada. Setelah menamatkan studi doktoralnya di bidang Public Policy and Management di University of Southern California, Los Angeles, tahun 1990, ia kembali ke kampus UGM untuk mengajar di almamaternya di Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fisipol UGM.
Selama berkarier di UGM, Agus Dwiyanto pernah menduduki berbagai jabatan di Kampus Biru tersebut, antara lain sebagai Ketua Jurusan, Sekretaris Pusat Studi Kependudukan UGM, Pengelola Magister Administrasi Publik UGM Bidang Akademik, Kepala Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM, dan Wakil Rektor UGM Bidang Kerja Sama dan Pengembangan Usaha.
Ketika memimpin PSKK UGM, Agus Dwiyanto menginisiasi dan memimpin penelitian dan survei berskala nasional, di antaranya: Governance and Decentralization Survey 1 2002 (GDS 1), GDS 1+, Governance Assessment Survey 2006 (GAS), berbagai riset kebijakan seperti Partnership for Economic Growth bekerja sama dengan RAND Santa Monica, California. Bersama koleganya di PSKK, Agus Dwiyanto melakukan inovasi di bidang manajemen pelayanan publik dengan mengenalkan kontrak pelayanan di Kota Blitar, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Semarang. Replikasi dari kontrak pelayanan telah dilakukan di berbagai instansi pelayanan di kabupaten dan kota di Sumatra Utara bekerja sama dengan Badan Diklat Provinsi Sumatra Utara dan JICA.
Di samping memiliki pengalaman yang luas di bidang akademik dan riset, Agus Dwiyanto juga memiliki pengalaman sebagai konsultan di berbagai lembaga mitra pembangunan, seperti GTZ, GIZ, World Bank, DSF World Bank, AusAid, USAID, dan JICA dalam beberapa kajian, antara lain desentralisasi dan otonomi daerah, local governance, service delivery, dan functional assignment.
Selama menjabat sebagai Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) 2012–2015, Agus Dwiyanto bersama koleganya di LAN melakukan banyak perubahan, di antaranya pada struktur lembaga, diklat kepemimpinan, diklat prajabatan, dan perubahan budaya di LAN. Di era kepemimpinannya, LAN mulai menerapkan pelatihan berbasis pengalaman. Buku ini merupakan hasil renungan kritisnya tentang pengalaman melakukan perubahan di LAN.
Agus Dwiyanto telah memublikasikan berbagai artikel di jurnal, policy brief, laporan penelitian, dan buku. Buku-buku yang telah ditulisnya, antara lain Manajemen Pelayanan Publik, Mengembalikan Kepercayaan Publik Melalui Reformasi Birokrasi, Reformasi Birokrasi Kontekstual, dan Administrasi Publik: Desentralisasi, Kelembagaan, dan Aparatur Sipil Negara.