Cornelia Claudia
Harus kuakui Keigo Higashino itu pinter nyiptain tokoh yg mudah disukai. Nyentrik, songong, seenaknya, ceplas ceplos, tapi juga ga asal bunyi, cerdas & to the point. Kayaknya Higashino terinspirasi dari Detective Conan ya saat nulis novel ini, krn tokoh pesulap di sini bener² ngingetin aku sm Kaito Kid dari sisi penampilannya. Lalu utk kepribadian si pesulap, dia ngingetin aku sm tokoh ciptaan Higashino sendiri yaitu Detektif Galileo aka Manabu Yukawa yg kritis, nyentrik, tapi di balik itu justru memiliki rasa kemanusiaan yg melebihi orang². Ga seperti novel lainnya yg mengandung plot twist, aku ga ngerasain adanya twist di novel ini. Mungkin juga krn dari awal Higashino emang gamau repot² ngejelasin ini itu dan baru diungkap semua di akhir. Dan ketika tau pelaku & motifnya pun, aku ga seterkejut biasanya sih, dan ga ada respon kayak "hah heh hoh" gitu. Anyway, meskipun plotnya ga sedahsyat Devotion of Suspect X, novel ini tetep bikin aku puas krn ga perlu mikir susah² di ending☺️
Danny Maulana
Karya Keigo Higashino yang berbeda dari karya sebelumnya. Kali ini tokoh utamanya adalah sosok pesulap dan bukan detektif cerdas seperti di buku-buku sebelumnya. Latar penulisan di masa Covid-19 bisa jadi nostalgia saat buku ini dibaca ulang 10 tahun lagi, tapi untuk dibaca saat ini, mungkin bikin muak karena pembaca kadi teringat masa-masa sulit saat pandemi.