SESEKALI mari bicara tentang pesantren—saat bulan puasa melintas kembali tahun ini. Lembaga pendidikan Islam itu kerap diidentikkan dengan sebuah kerajaan kecil yang mencetak para ahli agama. Di bilik-bilik mungil seadanya bermukim ratusan atau bahkan ribuan santri. Mereka belajar ilmu fikih, tafsir, hadis, logika, dan gramatika, lewat segepok buku klasik yang biasa disebut kitab kuning— karena lembarannya berwarna kuning. Sistem pengajarannya pun beragam, dari yang tradisional ala bandongan dan wetonan sampai yang ahlan wa sahlan terhadap kurikulum pelajaran ”umum” yang diajarkan secara klasikal.