Wanita memang lebih suka menunggu. Tentang perasaanmu kepadanya, katakan saja, dia berhak tahu. (Disya). Tidak ada penyesalan tentang apa pun. Aku bukan terlambat, hanya saja orang yang ditakdirkan untukmu memang bukan aku. (Rayhan) Seperti sebuah benang pada telepon kaleng, cinta akan tetap menghubungkan dua hati yang memang sudah ditakdirkan untuk bersama. Sekusut apa pun benang itu, semua yang kita suarakan akan tetap dia dengar. Disya gadis kecil kelas lima sekolah dasar pindahan dari Bandung ke Purwokerto. Pada kunjungan keluarganya untuk berkenalan dengan para tetangga baru, dia berkenalan dengan seorang bocah laki-laki bernama Rayhan. Kesan pertama Disya tentang Rayhan adalah anak itu begitu dingin dan tidak menyenangkan. Meski begitu, Disya terus berusaha untuk memberikan senyum agar Rayhan mau berteman dengannya.