Kusodorkan ponsel yang tengah menampilkan foto-foto pernikahan kedua mas Dendi. Matanya terbuka lebar, wajah itu berubah pucat, lalu ia membuka mulut. Namun, sebelum terlontar satu kata dari sana, aku merebut benda pipih itu, lantas dengan tenaga penuh melemparkannya ke arah cermin. Suara memekakkan pun menggema di seantero ruangan.