Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!: Memoar Luka Seorang Muslimah

· ScriptaManent
4.6
115 reviews
Ebook
318
Pages
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

Dia seorang muslimah yang taat. Tubuhnya dihijabi oleh jubah dan jilbab besar. Hampir semua waktunya dihabiskan untuk sholat, baca al-qur’an dan berdzikir. Dia memilih hidup yang sufistik yang demi ghirah kezuhudannya kerap dia hanya mengkonsumsi roti ala kadarnya di sebuah pesantren mahasiswa. Cita-citanya hanya satu : untuk menjadi muslimah yang beragama secara kaffah.

Tapi di tengah jalan ia diterpa badai kekecewaan. Organisasi garis keras yang mencita-citakan tegaknya syariat islam di Indonesia yang di idealkannya bisa mengantarkannya berislam secara kaffah ternyata malah merampas nalar kritis sekaligus imannya. Setiap tanya yang dia ajukan dijawab dengan dogma yang tertutup. Berkali-kali di gugatnya kondisi itu tapi hanya kehampaan yang hadir. Bahkan Tuhan yang selama ini dia agung-agungkan seperti “lari dari tanggung jawab” dan “emoh” menjawab keluhannya.

Dalam keadaan kosong itulah dia terjerembab dalam dunia hitam. Ia lampiaskan frustasinya dengan free sex dan mengkonsumsi obat-obat terlarang. “Aku hanya ingin Tuhan melihatku. Lihat aku Tuhan! Kan kutuntaskan pemberontakanku pada-Mu!” katanya setiap kali usai bercinta yang dilakukannya tanpa ada secuilpun rasa sesal. Dari petualangan seksnya itu tersingkap topeng-topeng kemunafikan dari para aktivis yang meniduri dan ditidurinya – baik aktivis sayap kiri maupun sayap kanan (islam) – yang selama ini lantang meneriakkan tegaknya moralitas. Bahkan terkuak pula sisi gelap seorang dosen kampus Matahari terbit Yogyakarta yang bersedia menjadi germonya dalam dunia remang pelacuran yang ternyata anggota DPRD dari fraksi yang selama ini bersikukuh memperjuangkan tegaknya syariat islam di Indonesia.

Ratings and reviews

4.6
115 reviews
Fauzi Jhiyo
March 25, 2023
latar cerita yang menarik tapi sayang isinya terlalu "gampang" konflik cerita yang tak seberat judulnya. menjadikan ekspektasi awal hancur. tapi cukup bagus dibaca sebagai bahan renungan dalam banyak pikiran yang lain yang ada di bumi ini
Did you find this helpful?
Robertus Devi Yanu Wibisono
May 7, 2017
This book so enlighten, viewing religion from another perspective
1 person found this review helpful
Did you find this helpful?
Indri Hamidah
February 25, 2023
Sebagai seorang muslimah, aku ga bisa berhenti nangis sejak Kiran mulai kissing pertamanya. Sampai akhir, aku terus2an nangis. Kebingungan, rasa rindu, dan keputusasaan Kiran menjadi satu menyelimutinya dalam gelap. Aku yg pernah merasa seperti Kiran yg kecewa, putus asa, dan ingin membalas dendam kepada Tuhan, merasa setiap kata2 yg dituliskannya benar2 menggambarkan pemikiran2ku dulu. Tp kebencian & keinginan balas dendamku pada Tuhan tak sebesar Kiran. Krn smakin aku membenci Tuhan, semua spt berbalik pada diriku sendiri. Aku makin sakit, aku makin lemah, dan aku makin merindu. Pada akhirnya aku menyerah kalah. Aku berserah. Aku mengaku tak berdaya. Aku beriman kepada Tuhan.
Did you find this helpful?

About the author

Muhidin M. Dahlan lahir pada Mei 1978. Per­nah aktif di Pelajar Islam Indonesia (PII), Perge­rakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Kuliah di IKIP Yogyakarta (Teknik Bangunan) dan IAIN Sunan Ka­lijaga Yogyakarta (Sejarah Peradaban Islam).

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.