Penulisan buku ini berawal dari fenomena dan kekhawatiran anak muda juga penulis sebagai pemuda. Dalam buku ini, pembaca bisa menjelajahi banyak khazanah keilmuan yaitu Kepemudaan, Nasionalisme, Religiusitas, Literasi, dan Sospolhukam (Sosial, Politik, Hukum, dan HAM). Dari berbagai realita yang ada, penulis jadikan tulisan untuk menjadi kritik untuk penulis sendiri dan juga teman-teman yang lain. Dan memetik ibrah atau pelajaran dari suatu peristiwa maupun kejadian. Terlebih nantinya anak muda di Indonesia akan mengalami bonus demografi dimana populasi anak muda mendominasi. Juga dalam menyongsong generasi Indonesia Emas 2045 yaitu 100 tahun Indonesia merdeka.
Maka dengan mempersiapkan pemuda yang sadar dan turut andil dalam pembangunan bangsa merupakan sebuah win-win solution dalam pembangunan bangsa yang lebih baik lagi. Karena baik atau buruknya bangsa ini tergantung oleh pemuda saat ini. Pemuda yang unggul dengan dibekali religiusitas atau keimanan sesuai dengan Pancasila sila pertama merupakan sebuah pondasi dan juga jiwa cinta tanah air atau nasionalisme menjadi bangunan yang kokoh untuk menuju bangsa yang unggul dan maju.
Dari sini, penulis akan menggali lebih dalam perihal kepemudaan dari religiusitas juga nasionalisme untuk dapat dipelajari bersama dan diimplementasikan oleh para pemuda yang menjadi tongkat tonggak suatu bangsa untuk membangun bangsa dan menghadapi berbagai ancaman terhadap NKRI.
Hal ini berawal juga karena penulis menjadi jurnalis atau wartawan di media pondok dengan jangkauan nasional. Dari situ, penulis mulai tertarik dengan dunia jurnalistik dan menuliskan juga mengkritik suatu fenomena yang ada dengan pemikiran penulis juga didukung dengan data dan fakta. Dari situ penulis mulai konsisten dalam menulis dan memuatnya di berbagai media.
Seto Galih Pratomo. Seorang pemuda yang dilahirkan di Boyolali, Jawa Tengah. Sejak kecil menjalani hidupnya pada sebuah rumah di Gang Artistika, Jalan Tipar Cakung, Cakung Barat, Jakarta Timur. Pertama ia mengenyam pendidikan di TK Khairul Bariyah didekat rumahnya dan melanjutkan Sekolah Dasar di 3 daerah; Jakarta, Boyolali, dan Bekasi. Kemudian melanjutkan sekolah kejenjang selanjutnya di SMP Terpadu Widya Duta. Disini ia mulai berkecimpung di dunia organisasi dan pergerakan internal dan masyarakat. Puncaknya mendirikan sebuah organisasi keagamaan di sekolahnya yang diberi nama Majelis Dzikir wa Ta’lim Miftahul Ilm.
Dengan tekat kuat di dalam dirinya, ia memutuskan melanjutkan studinya di Pesantren Tebuireng Jombang karena tertarik dengan ajarannya tentang Aswaja atau NU dan tokoh sentral yakni KH. Hasyim Asy’ari disamping Gus Dur dan KH. A. Wahid Hasyim. Di Pesantren ini ia belajar banyak hal tentang agama dan jiwa kebangsaan atau nasionalisme yang sudah turun temurun yang tertancap di pesantren ini. Di pesantren ini juga ia mulai meminati dan mendalami dunia kepenulisan lebih dalam dan akhirnya bergabung dengan Tebuireng Media Group bagian website Tebuireng.Online dan aktif menulis disana disamping juga menulis diberbagai media cetak maupun online terutama di website www.segapmedia.online.
Dan merintis perusahaannya bernama SEGAPMedia Group (CV. Pemimpi SEGAP Pustaka) termasuk lini penerbitan buku yang diberinama Penerbit SEGAP Pustaka. Buku Tinta Pemuda Bangsa ini merupakan buku keduanya dan sedang menulis untuk buku berikutnya. Sekarang sedang mengenyam pendidikan di Fakultas Hukum Prodi Ilmu Hukum Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Ia bisa dihubungi via-email: [email protected] atau bisa Dm via-Instagram: @sgp_313 atau @segapmedia.group.