Bahkan berbeda dengan buku-buku lain serupa. Ia berupaya menarasikan suatu peristiwa sejarah dengan menampilkan beragam orang yang menjadi saksi maupun korban dari peristiwa sejarah tersebut. Bersamaan dengan itu disertakan pula bagaimana mereka merefleksikan dan memaknai apa yang telah dilihat dan dialami menurut perspektif masing-masing.
Secara khusus buku terbitan penerbit Galangpress (Galangpress Group) ini mengajak Anda untuk menyimak kembali hiruk-pikuk prahara tragedi kemanusiaan yang terjadi di Indonesia pada tahun 1965-1966 dengan segala dimensinya. Ada dimensi militer, ada dimensi keagamaan, ada dimensi etnis, ada dimensi sosial-ekonomi-politik. Sementar itu dari para korban ada narasi mengenai penangkapan tanpa alasan jelas, ada korban salah tangkap, ada pemuda kampung usia 19 tahun yang ditahan lalu dibuang ke Pulau Buru namun secara ajaib mengingat segalanya untuk Anda. Ada juga mantan Pejuang Kemerdekaan yang harus digototng setiap kali selesai diinterogasi oleh bangsanya sendiri.
Dari narasi-narasi berikut refleksi serta pemaknaan atas tragedi kemanusiaan yang telah menjadi titik-belok sejarah Indonesia pasca-Proklamasi tersebut, Anda diajak untuk berpikir-ulang tentang sejarah:bukan hanya tentang sejarah Tragedi ‘65 melainkan juga tentang sejarah Indonesia pada umumnya; bukan hanya tentang sejarah Indonesia pada umumnya, melainkan juga tentang di mana Anda sendiri selama ini berdiri di tengah arus sejarah Indonesia.
Betul, buku ini memang beda.