Selain masalah sampah yang terus menciptakan kesulitan tinggi dalam proses pengelolaannya, kini persoalan makin berkembang lagi, misal plastik yang semula dianggap teknologi yang sangat membantu manusia, kini berubah menjadi bahan yang patut dijauhi karena sifatnya yang sulit diurai di dalam tanah. Mulai dari kemasan plastik, sedotan plastik, tempat makanan/minuman dari bahan plastik dan semua yang terbuat dari bahan plastik, dan bahan sekali pakai patut dikurangi guna menyelamatkan bumi dari tumpukan sampah plastik, dengan jargon “Say No to Plastic”. Buku “Komedi Wayang, Peduli Sampah Cintai Bumi” Buku Ke-3 ini merupakan pilihan tepat, ditulis dengan narasi humor untuk menyampaikan pesan-pesan mengenai kepedulian manusia terhadap sampah. Wahana wayang sangat tepat dipilih untuk bertutur karena wayang banyak menyiratkan petuah kehidupan, ditambah lagi dengan aksi nyata yang berisikan pengalaman nyata oleh pegiat Kelas Pengurangan Sampah, R.B. Sutarno, yang ditempatkan pada bagian akhir buku ini. Tokoh punakawan, Semar, dengan anak-anaknya Petruk, Gareng, dan Bagong dikenal selalu menampilkan kelucuan di dalam setiap petunjukan seni wayang dalam episode “goro-goro”. Kelucuan demi kelucuan yang ditampilkan, kalau dicermati, ternyata banyak memberikan pesan bagi kehidupan manusia. Sebagian pesan masih ditulis dalam bahasa aslinya, yakni bahasa Jawa, dan diberikan terjemahannya di bagian bawah tulisan.